Mataram (ANTARA) - Ketua Asosiasi Tambang Galian C Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Maidy menantang Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Muksin untuk berkata jujur terkait dengan persoalan tambang di daerah setempat.
Apalagi sampai saat ini masih banyak tambang galian c ilegal yang beroperasi, akan tapi pemerintah daerah terkesan tutup mata untuk menertibkannya.
"Maka yang dirugikan adalah pengusaha tambang yang legal dan miliki izin resmi," kata Maidy di Lombok Timur, Selasa.
Sementara pada sisi lainnya pemerintah daerah dengan lantangnya mengatakan kalau tetap melakukan penarikan pajak terhadap tambang galian c ilegal.
"Kami tantang kepala Bapenda Lotim untuk berkata jujur soal tambang," katanya.
Baca juga: Legalisasi tambang di Sekotong Lombok Timur harus merujuk kajian akademis
Ia mengatakan seharusnya Bapenda jangan memikirkan pajak untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan melakukan penarikan pada pengusaha tambang ilegal di Lotim yang masih menjamur saat ini.
Melainkan harus ditertibkan dulu dengan meminta untuk mengurus izinnya.Karena tidak menjalankan regulasi yang ada sebagaimana diatur dalam undang-undang.
"Tambang ilegal menjamur sedangkan pengusaha tambang resmi yang dirugikan sedangkan pihak Bapenda melakukan pembiaran justru menarik pajak tambang ilegal," ujarnya.
Baca juga: Tambang galian C di Lombok Timur dibakar warga
Maidy juga menuding kalau penarikan pajak juga banyak yang bocor dengan para pengusaha tambang ilegal dan Dum truck melakukan pengangkutan pasir ke luar pada malam hari.
Sementara penjagaan malam hari di perbatasan kendor dengan melakukan pengambilan pasir di tambang galian ilegal
"Ini fakta kami temukan di lapangan coba dicek banyak pasir yang diangkut pada malam hari ke luar Lotim," katanya.
Baca juga: Pengusaha tambang galian C di Lombok Timur diminta tak obral harga
Baca juga: Bupati Haerul minta pengusaha tambang di Lombok Timur urus izin
Baca juga: Satgas tambang dibentuk di Lombok Timur guna optimalkan PAD
Baca juga: Target PAD Lombok Timur dari tambang sebesar Rp23 miliar