Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram menyebut bantuan hibah insinerator dari Korea Selatan yang diberikan melalui Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok di Kabupaten Lombok Barat.

"Kapasitas insinerator tersebut mencapai 10 ton per hari, secara otomatis sampah yang dibuang ke TPA juga berkurang 10 per hari," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Rabu.

Hal tersebut disampaikan di sela-sela mengecek bantuan insinerator yang saat ini sudah berada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) konvensional Sandubaya.

Untuk mengoptimalkan pengurangan sampah yang dibuang ke TPA, Pemerintah Kota Mataram berencana menempatkan dua unit lagi mesin insinerator dengan kapasitas yang sama.

Baca juga: Mataram dapat bantuan insinerator dari Kosel guna atasi sampah

Satu mesin insinerator akan dibeli tahun ini, dan satu unit lagi akan menggunakan mesin insinerator limpahan dari Rumah Sakit (RS) Moh Ruslan Kota Mataram.

Dengan tiga mesin insinerator beroperasi secara bersamaan di TPST konvensional Sandubaya, maka dalam sehari sampah yang bisa dikurangi ke TPA sebanyak 30 ton.

Sementara di TPST Modern Sandubaya dilakukan juga pengurangan sekitar 50 ton per hari dengan sistem pemilihan dan pengolahan. Jika itu bisa direalisasikan, maka pembuangan sampah ke TPA tersisa sekitar 120 ton dari total 200 ton sampah di Kota Mataram per hari.

"Kalau sudah ada tiga insinerator, pengurangan sampah yang dibuang ke TPA bisa lebih signifikan," katanya.

Baca juga: DLH beli insinerator atasi masalah sampah di Mataram

Penanganan sampah dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan insinerator, kata Wali Kota Mataram bisa mengurangi ketergantungan Pemerintah Kota Mataram dengan TPA Kebon Kongok.

"Kami tidak bisa sepenuhnya mengandalkan penanganan sampah dengan sistem kumpul angkut buang. Kami punya komitmen penanganan sampah tidak sepenuhnya bergantung ke TPA," katanya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi saat mendampingi wali kota menambahkan, saat uji coba penggunaan insinerator pada Selasa (2/9-2025) menyebutkan residu dari satu kali pembakaran sebanyak 5 ton hanya setengah karung.

"Satu karung berisi 25 kilogram, kalau setengah ya residu sekitar 12,5 kilogram. Jadi sangat sedikit," katanya.

Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana (kiri baju coklat) bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi (baju putih) mengecek bantuan insinerator (belakang) dari Korea Selatan yang diberikan melalui Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu (3/9-2025). ANTARA/Nirkomala.

Residu tersebut akan dilakukan uji coba untuk diolah menjadi batako, agar semua sampah yang dibakar melalui insinerator tidak ada yang terbuang karena dimanfaatkan secara optimal.

"Dari hasil uji coba, semua jenis sampah bisa masuk ke insinerator baik itu sampah organik maupun anorganik berupa logam, besi, beling dan lainnya," katanya.

Baca juga: Tiga unit insinerator tangani masalah sampah di Mataram
Baca juga: Uji emisi pengolahan sampah di Mataram gunakan insinerator
Baca juga: Pengolahan sampah gunakan insinerator di Mataram siap diuji coba
Baca juga: Insinerator pengolahan sampah siap diterapkan di Mataram


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025