Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiagakan tenaga kesehatan (nakes) pada 11 puskesmas se-Kota Mataram sebagai antisipasi bencana hidrometeorologi selama musim hujan.
"Banjir yang terjadi pada 6 Juli 2025 menjadi pelajaran saat musim hujan, yang dilakukan bukan hanya pencegahan penyakit melainkan juga potensi bencana hidrometeorologi," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Jumat.
Terkait dengan itu sejak Kota Mataram diguyur hujan selama dua hari secara terus menerus pada Senin dan Selasa (8-9/9-2025), pihaknya sudah meminta semua nakes pada 11 puskesmas se-Kota Mataram untuk tetap siaga.
Baca juga: Diskes NTT sebut kasus stunting tersisa 17 persen
Para petugas kesehatan harus tetap siaga di masing-masing wilayah kerja selama 24 jam dengan sistem shift, kata dia, begitu juga dengan layanan di UGD tetap dibuka serta ambulans harus disiagakan.
"Personel, obat-obatan, alat kesehatan, dan ambulans di 11 puskesmas sudah kami siagakan," katanya.
Hal tersebut sebagai bentuk kesiapsiagaan petugas medis dalam upaya penanganan kesehatan masyarakat ketika terjadi bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, serta abrasi pantai.
Baca juga: Diskes: Mataram tunggak Dana Kesehahatan Ibu Hamil
Emirald mengatakan untuk layanan kesehatan saat ini difokuskan di puskesmas, belum ada yang disiagakan pada titik-titik potensi bencana seperti kawasan pesisir pantai maupun di daerah aliran sungai, yang dinilai rawan banjir.
Layanan puskesmas tersebar rata di enam kecamatan se-Kota Mataram dan IGD buka 24. Ketika masyarakat membutuhkan bantuan, kata dia, bisa langsung ke puskesmas terdekat dan jika membutuhkan penganan lanjutnya, puskesmas akan merujuk pasien ke rumah sakit.
"Tapi ketika masyarakat berada dalam kondisi gawat darurat, tim puskesmas siap turun dengan ambulans," katanya.
Ia berharap dengan menyiagakan tenaga kesehatan di puskesmas, masyarakat bisa terlayani secara maksimal serta dapat meminimalkan risiko dampak bencana hidrometeorologi.