Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menekankan tiga area kunci yang harus ditingkatkan dalam meningkatkan kekuatan wisata ramah Muslim di Indonesia.
"Kita harus terus mengenali, mengemas, dan mempromosikan kekayaan ini sebagai pengalaman ramah Muslim yang unik, yang menunjukkan identitas dan daya tarik kita bagi wisatawan mancanegara," kata Widiyanti sebagaimana dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Dalam "The 7th International Halal in Tourism Summit 2025" di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10), Widiyanti mengatakan pemerintah Indonesia sedang berupaya menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang ramah Muslim. Indonesia sendiri dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Diketahui lebih dari 230 juta Muslim tinggal di Indonesia dan diyakini akan jadi kekuatan utama dalam penerapan wisata ramah Muslim. Oleh karenanya tiga area yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas harus ditingkatkan agar Indonesia dapat lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan wisatawannya.
Dari segi atraksi, Indonesia diberkahi dengan kekayaan warisan budaya Islam yang sangat kaya dan terjalin erat dengan identitas tradisi bangsa.
Atraksi-atraksi tersebut tentunya harus mudah dijangkau wisatawan, sehingga aksesibilitas jadi faktor penting yang juga harus terus ditingkatkan, meskipun terdapat banyak aspek dalam aksesibilitas, di antaranya yang terpenting adalah peningkatan konektivitas udara, peningkatan kemudahan visa, dan mendorong lingkungan yang inklusif.
Terkait amenitas, melalui penerapan standar dan sertifikasi layanan ramah Muslim Kementerian Pariwisata berupaya memastikan wisatawan merasa terjamin dalam pemenuhan standar layanan ramah Muslim kemanapun mereka pergi.
Widiyanti menyampaikan pemerintah akan memanfaatkan sepenuhnya 36 bandara internasional Indonesia untuk menghubungkan lebih banyak pengunjung langsung ke destinasi wisata di seluruh nusantara.
Baca juga: Modal hingga perizinan jadi tantangan gelar event di Indonesia
Indonesia saat ini menawarkan akses gratis ke beberapa negara dan visa on arrival untuk lebih dari 100 negara, sehingga perjalanan menjadi lebih mudah dan nyaman bagi pengunjung internasional. Kemudian, Indonesia juga sudah memiliki lebih dari 309 ribu masjid dan 376 ribu musala yang tersedia di bandara, pusat perbelanjaan, dan kawasan wisata di seluruh nusantara.
Pemerintah turut memperluas cakupan produk bersertifikat halal dari proyek percontohan dengan menjangkau 20 desa wisata, 15 ribu desa di 15 provinsi, sehingga produk bersertifikat halal lebih mudah diakses di seluruh negeri.
Baca juga: Kemenpar perbanyak lapangan kerja lewat industri event dan MICE
Kementerian Pariwisata juga sedang mengembangkan situs khusus untuk wisatawan Muslim yang menyediakan kemudahan akses ke pengalaman wisata ramah Muslim di seluruh Indonesia. Di sisi lain, Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Bank Indonesia, Enhaii Halal Tourism Center (EHTC), dan Crescent Rating meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) Tahun 2025. IMTI memberikan indikator yang dapat ditindaklanjuti untuk menilai kekuatan Indonesia, mengidentifikasi area-area (layanan wisatawan) yang perlu ditingkatkan, dan memperkuat industri pariwisata Indonesia.
Dalam acara itu, ia juga menyerahkan piagam penghargaan IMTI kepada lima provinsi terbaik dalam kajian edisi 2025 yakni Jawa Barat, Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, serta Jawa Tengah. Kemudian berturut-turut provinsi terbaik adalah Banten, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Gorontalo, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Riau, dan Bengkulu.
Diharapkan dapat mendorong posisi Indonesia kembali ke posisi pertama dalam peringkat wisata ramah Muslim berdasarkan GMTI di tahun depan.