Lombok Timur, NTB (ANTARA) - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) menyerahkan sejumlah bantuan untuk desa tertinggal di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Penyerahan bantuan dilakukan Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati di Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Rabu.
Bantuan yang diserahkan secara simbolis untuk tiga desa penerima, berupa pembangunan sarana air bersih, rehabilitasi hutan mangrove, pembangunan jalan desa, pembangunan asrama siswa dan guru, bantuan kapal berkapasitas 20 penumpang, mesin pengolah rumut laut, serta early warning system (EWS) kebencanaan.
Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati mengatakan, Kabupaten Lombok Timur termasuk dalam 122 daerah kabupaten tertinggal di Indonesia, sesuai Perpres No 131 Tahun 2015.
"Lombok Timur termasuk daerah tertinggal, sehingga program-program kita disesuaikan dengan kebutuhan daerah tertinggal. Seperti sarana dan prasarana dasar, konektivitas, aksesibilitas, dan pengembangan ekonomi," ujarnya.
Ia menjelaskan, bantuan yang disalurkan terkait sarana dan prasarana adalah sarana air bersih.
"Aksesibilitas kita berikan kapal, dan pengembangan usaha ekonomi, kita berikan alat pascapanen (rumput laut)," sebutnya.
Aisyah menyampaikan, target Kemendesa PDTT hingga akhir 2019 bisa mengentaskan 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang, hingga akhir 2019.
Dalam kurun yang sama mendorong 2000 desa berkembang menjadi desa mandiri. Tapi, berkat upaya Kemendesa PDTT dan dukungan Pemda di tiap daerah, hingga saat ini target tersebut sudah terlampaui.
"Berdasarkan hasil data BPS Oktober (2018), kita sudah lampaui target itu. Sekarang sudah ada 6.518 desa yang tadinya tertinggal jadi desa berkembang, dan 2.665 desa berkembang sudah menjadi mandiri. Artinya semua target terlampaui, padahal baru 2018, belum sampai akhir 2019," ucap Aisyah.
Aisyah memaparkan, upaya mengentas desa tertinggal itu dilakukan Kemendesa PDTT sesuai dengan tujuan negara dalam menyejahterakan masyarakat melalui program pembangunan yang berpedoman pada program Nawa Cita Presiden Joko Widodo.
"Dalam Nawacita ke 3 dilakukan pembangunan Indonesia dari pinggiran dan pulau terluar dalam kerangka NKRI. Program di pulau-pulau kecil seperti di Lombok Timur ini menjadi implementasinya," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Lombok Timur, HM Juaini Taofik menyambut baik dan mengapresiasi bantuan dari Kemendesa PDTT untuk tiga Desa pesisir dan pulau kecil di Lombok Timur.
"Saya mewakili Bupati dan Pemda serta masyarakat Lombok Timur sangat mengapresiasi perhatian Kemendesa PDTT ini," ucapnya.
Menurutnya, bantuan percepatan pengentasan desa tertinggal dari Kemendesa PDTT sudah dilakukan sejak 2015, dan membawa dampak cukup signifikan bagi pembangunan di Lombok Timur terutama di wilayah pedesaan.
Sementara itu, Kepala Desa Maringkik, Nusapati mengatakan, masyarakat di Desa Maringkik sangat terbantu dengan bantuan dari Kemendesa PDTT selama ini.
"Alhamdulillah sudah beberapa bantuan, bahkan kapal dan air bersih, ini sangat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Desa Maringkik merupakan Desa kepulauan di pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, Lombok Timur.
Kebutuhan air bersih dan sarana aksesbilitas dari pulau itu ke daratan Lombok menjadi penting bagi masyarakat setempat yang terdiri dari 616 Kepala Keluarga dan 2.050 jiwa.
Bantuan kapal misalnya, sangat dirasakan manfaatnya bagi puluhan anak SD dan SMP yang harus bersekolah menyeberang pulau.
"Dulu sulit sekali, tapi sekarang sudah mudah karena ada kapal bantuan ini," katanya.
Usai seremoni penyerahan bantuan secara simbolik di Desa Tanjung Luar, Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati bersama rombogan kemudian meninjau langsung kondisi Desa Maringkik di pulau Maringkik.
Penyerahan bantuan dilakukan Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati di Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Rabu.
Bantuan yang diserahkan secara simbolis untuk tiga desa penerima, berupa pembangunan sarana air bersih, rehabilitasi hutan mangrove, pembangunan jalan desa, pembangunan asrama siswa dan guru, bantuan kapal berkapasitas 20 penumpang, mesin pengolah rumut laut, serta early warning system (EWS) kebencanaan.
Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati mengatakan, Kabupaten Lombok Timur termasuk dalam 122 daerah kabupaten tertinggal di Indonesia, sesuai Perpres No 131 Tahun 2015.
"Lombok Timur termasuk daerah tertinggal, sehingga program-program kita disesuaikan dengan kebutuhan daerah tertinggal. Seperti sarana dan prasarana dasar, konektivitas, aksesibilitas, dan pengembangan ekonomi," ujarnya.
Ia menjelaskan, bantuan yang disalurkan terkait sarana dan prasarana adalah sarana air bersih.
"Aksesibilitas kita berikan kapal, dan pengembangan usaha ekonomi, kita berikan alat pascapanen (rumput laut)," sebutnya.
Aisyah menyampaikan, target Kemendesa PDTT hingga akhir 2019 bisa mengentaskan 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang, hingga akhir 2019.
Dalam kurun yang sama mendorong 2000 desa berkembang menjadi desa mandiri. Tapi, berkat upaya Kemendesa PDTT dan dukungan Pemda di tiap daerah, hingga saat ini target tersebut sudah terlampaui.
"Berdasarkan hasil data BPS Oktober (2018), kita sudah lampaui target itu. Sekarang sudah ada 6.518 desa yang tadinya tertinggal jadi desa berkembang, dan 2.665 desa berkembang sudah menjadi mandiri. Artinya semua target terlampaui, padahal baru 2018, belum sampai akhir 2019," ucap Aisyah.
Aisyah memaparkan, upaya mengentas desa tertinggal itu dilakukan Kemendesa PDTT sesuai dengan tujuan negara dalam menyejahterakan masyarakat melalui program pembangunan yang berpedoman pada program Nawa Cita Presiden Joko Widodo.
"Dalam Nawacita ke 3 dilakukan pembangunan Indonesia dari pinggiran dan pulau terluar dalam kerangka NKRI. Program di pulau-pulau kecil seperti di Lombok Timur ini menjadi implementasinya," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Lombok Timur, HM Juaini Taofik menyambut baik dan mengapresiasi bantuan dari Kemendesa PDTT untuk tiga Desa pesisir dan pulau kecil di Lombok Timur.
"Saya mewakili Bupati dan Pemda serta masyarakat Lombok Timur sangat mengapresiasi perhatian Kemendesa PDTT ini," ucapnya.
Menurutnya, bantuan percepatan pengentasan desa tertinggal dari Kemendesa PDTT sudah dilakukan sejak 2015, dan membawa dampak cukup signifikan bagi pembangunan di Lombok Timur terutama di wilayah pedesaan.
Sementara itu, Kepala Desa Maringkik, Nusapati mengatakan, masyarakat di Desa Maringkik sangat terbantu dengan bantuan dari Kemendesa PDTT selama ini.
"Alhamdulillah sudah beberapa bantuan, bahkan kapal dan air bersih, ini sangat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Desa Maringkik merupakan Desa kepulauan di pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, Lombok Timur.
Kebutuhan air bersih dan sarana aksesbilitas dari pulau itu ke daratan Lombok menjadi penting bagi masyarakat setempat yang terdiri dari 616 Kepala Keluarga dan 2.050 jiwa.
Bantuan kapal misalnya, sangat dirasakan manfaatnya bagi puluhan anak SD dan SMP yang harus bersekolah menyeberang pulau.
"Dulu sulit sekali, tapi sekarang sudah mudah karena ada kapal bantuan ini," katanya.
Usai seremoni penyerahan bantuan secara simbolik di Desa Tanjung Luar, Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati bersama rombogan kemudian meninjau langsung kondisi Desa Maringkik di pulau Maringkik.