Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mewaspadai curah hujan tinggi selama sepekan ke depan dari tanggal 4 hingga 11 November 2025.
"Saat ini terpantau ada gangguan atmosfer yang mampu menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTB Satria Topan Primadi di Mataram, Selasa.
Satria menjelaskan peningkatan curah hujan disebabkan oleh beberapa faktor dinamika atmosfer, yakni gelombang atmosfer frekuensi rendah, belokan angin, serta kelembapan tinggi di berbagai lapisan udara yang memicu terbentuknya awan konvektif.
BMKG mendeteksi potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, serta wilayah Sumbawa hingga Bima. Fenomena itu dapat terjadi secara berulang selama sepekan mendatang.
Baca juga: Warga NTB diimbau waspadai banjir rob imbas supermoon
Selain hujan, lanjutnya, potensi gelombang tinggi juga terpantau di beberapa perairan NTB. Selat Lombok bagian selatan dan Samudera Hindia Selatan NTB diperkirakan mengalami gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter pada 5–6 November 2025.
Satria mengimbau agar aktivitas pelayaran dan nelayan memperhatikan kondisi perairan sebelum berangkat.
"Kami mengimbau agar masyarakat pesisir lebih waspada terhadap potensi banjir rob akibat kombinasi pasang air laut dan curah hujan tinggi," ucapnya.
Baca juga: NTB kini masuk awal musim penghujan
Lebih lanjut Satria menyampaikan kondisi atmosfer basah dan labilitas udara kuat mendukung pembentukan awan Cumulonimbus di berbagai wilayah NTB. Awan berbentuk bunga kol tersebut sering menjadi pemicu hujan deras jangka pendek yang berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor.
BMKG mengingatkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air serta memperkuat infrastruktur drainase di kawasan permukiman padat. Pemerintah daerah diminta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
Satria menegaskan koordinasi antara instansi terkait sangat penting dalam menghadapi potensi hujan tinggi pada 4-11 November 2025.
Ia berharap kolaborasi tersebut dapat meminimalkan risiko bencana serta memastikan keselamatan warga NTB di tengah curah hujan yang meningkat signifikan.
Baca juga: Kulminasi matahari bikin suhu udara terasa panas di NTB
Baca juga: NTB kini sudah masuk periode pancaroba