Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo, Ampenan dengan kapasitas 120 ton direncanakan mulai dibangun 2026.

"Kepastian pembangunan TPST Kebon Talo tahun 2026, disampaikan langsung Menteri Lingkungan Hidup ketika berkunjung ke TPST Sandubaya beberapa waktu lalu," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram H Lalu Alwan Basri di Mataram, Jumat.

Bahkan, lanjut Sekda, pembangunan TPST Kebon Talo menjadi salah satu program prioritas pemerintah tahun 2026, dengan alokasi anggaran yang sudah disiapkan sebesar Rp80-Rp90 miliar.

Sekda mengatakan, pembangunan TPST Kebon Talo menjadi prioritas sebagai upaya penanganan sampah di Kota Mataram, yang saat ini masih di lakukan di TPST Sandubanya akibat pembatasan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat.

Baca juga: Pemkot Mataram kembali usulkan pembangunan TPST Kebon Talo Mataram

Sementara kondisi TPST Sandubaya saat ini sudah kelebihan kapasitas, bahkan Pemerintah Kota Mataram menambah sewa lahan untuk menampung sampah yang tidak bisa terbuang ke TPA.

"Karena itulah, keberadaan TPA Kebon Talo sangat mendesak. Apalagi dengan volume sampah yang terus meningkat yakni 240-250 ton per hari," katanya.

Sebagai komitmen Pemerintah Kota Mataram untuk pembangunan TPST Kebon Talo, Kota Mataram telah menyiapkan lahan sekitar 3 hektare yang sudah siap digunakan.

Lahan seluas 3 hektare tersebut sudah dalam posisi bebas dan jelas (clean and clear) dari berbagai administrasi yang dibutuhkan. Baik itu berupa sertifikat, maupun pernyataan resmi dari pemerintah kota.

Dikatakan, menurut kementerian lahan yang akan digunakan dari 3 hektare yang disiapkan kemungkinan sekitar 1,5 hektare. Luasnya lahan TPST Kebon Talo yang dibutuhkan karena untuk beberapa bagian.

"Seperti tempat pemilahan, pengolahan, transportasi, peralatan dan lainnya," katanya.

Baca juga: Pembangunan TPST Kebon Talo Mataram ditunda

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan, dalam konsepnya, TPST Kebon Talo berkapasitas 120 ton akan menggunakan teknologi insinerator atau sistem pembakaran ramah lingkungan.

Teknologi insinerator merupakan salah satu alat pemusnah sampah yang dilakukan melalui pembakaran pada suhu tinggi.

Dengan teknologi insinerator yang akan diterapkan ini dapat mengubah panas dari hasil pembakaran yang sudah diubah menjadi uap air dimanfaatkan untuk dikonversikan ke tenaga listrik.

Dengan demikian, hasil pengolahan sampah di TPST modern Sandubaya dengan TPST Kebon Talo nantinya akan berbeda.

"Kalau TPST Sandubaya hasil pengolahan sampah berbentuk padat seperti pakan maggot, dan batako, kalau di TPST Kebon Talo berupa uap cair atau listrik," katanya.

Baca juga: Pembangunan TPST Kebon Talo Mataram tunggu Kementerian PUPR
Baca juga: Bantuan pembangunan TPST Kebon Talo Mataram bertambah menjadi Rp26 miliar
Baca juga: TPST Kebon Talo Mataram siap olah kotoran hewan jadi biogas
Baca juga: Mataram dapat bantuan Rp17 miliar untuk TPST Kebon Talo


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025