Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Sadik Algadri menegaskan penerapan Long-Term Athlete Development (LTAD) merupakan kunci bagi Indonesia untuk membangun pembinaan olahraga yang berkelanjutan sekaligus memastikan kesejahteraan atlet, terutama setelah memasuki masa pascakarier.

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, Sadik menyampaikan hal tersebut juga dalam seminar “Optimalisasi Diplomasi dan Industri Olahraga Prestasi” di Ruang Apung Perpustakaan Universitas Indonesia, Jakarta.

"LTAD adalah model pembinaan jangka panjang yang memperhatikan pembinaan atlet prestasi sesuai dengan tahapan usia," kata Sadiq.

Ia menjelaskan model LTAD mencakup lima tahapan mulai dari pengenalan, pembinaan dasar, prestasi, puncak, hingga masa transisi atau pensiun. Pengenalan olahraga, katanya, idealnya dilakukan sejak usia 6-12 tahun melalui aktivitas multi-keterampilan dan multi-olahraga.

Pada usia remaja, pembinaan diarahkan pada penguatan teknik, taktik, serta disiplin latihan sebagai dasar menuju tahap prestasi.

“Pada tahap prestasi, kompetisi reguler sangat penting untuk perkembangan atlet,” ujarnya.

Baca juga: Menpora meminta masukan KONI Pusat soal deregulasi 191 Permenpora

Sadik juga mengungkapkan pentingnya penyiapan karier kedua bagi atlet setelah melewati masa puncak performa, seperti menjadi pelatih, wasit profesional, pengusaha, atau bagian dari manajemen olahraga.

Ia menyebut perlindungan sosial berupa asuransi kesehatan, jiwa, dan ketenagakerjaan sebagai kebutuhan mendesak untuk menjamin masa depan atlet.

Sadik turut menekankan peran industri olahraga yang terus tumbuh yang meliputi produksi peralatan, penyelenggaraan event, jasa pelatihan, media digital, hingga pariwisata olahraga, namun belum sepenuhnya memberi jaminan bagi kesejahteraan atlet purna tugas.

Baca juga: Ketum IMI fokus prestasi internasional

Dari pengamatannya, masih ada kasus atlet yang terpaksa menggadaikan medali untuk menyambung hidup.

"LTAD menjamin atlet mencapai prestasi puncak, serta sekaligus menjadi tenaga terampil yang dibutuhkan industri olahraga serta juga siap sebagai Duta Bangsa yang andal berdiplomasi mewakili negaranya di dunia Internasional," ujarnya.

Sejumlah narasumber lain hadir dalam diskusi tersebut, di antaranya Sekretaris Jenderal KONI Pusat Tb. Ade Lukman, Anjar Nugroho dari Commercial & Partnership KONI Pusat, Mufidi M dari SM School of Sport Management, praktisi industri olahraga Muhamad Budi Negoro, serta Ketua PSSDIO SKSG UI Dr. Drs. Uden Kusumawijaya.


Pewarta : Muhammad Ramdan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025