Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, angka stunting di Kota Mataram turun menjadi 5,84 persen atau sekitar 1.200 balita di akhir Oktober 2025 dari 6,7 persen atau sekitar 1.600 balita pada Mei 2025.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan, penurunan angka stunting itu diprediksi masih bisa turun karena data akhir masih dilakukan validasi.
"Untuk data November-Desember 2025, akan kami validasi awal 2026. Kami optimistis angka tersebut bisa turun lagi," katanya.
Menurutnya, sebanyak 5,84 kasus stunting di Kota Mataram sebagian besar masih berada di Kecamatan Sekarbela dengan rentan usia 1-5 tahun.
Baca juga: Dukcapil Mataram bersama DWP pastikan balita stunting miliki KIA
Dalam penanganan stunting, katanya, anak usia 6 bulan sampai 2 tahun relatif penanganan lebih cepat. Sedangkan balita usia 2 tahun ke atas penanganan agak lambat apalagi balita yang memiliki penyakit komorbid.
"Kendati demikian, kami optimistis target 5 persen atau kasus stunting di bawah 1.000 balita tahun 2025 bisa tercapai," katanya.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk percepatan penanganan stunting di Kota Mataram di lakukan melalui program intensif seperti makanan tambahan dan suplemen, serta program Orang Tua Asuh (OTA) untuk menangani kasus balita stunting dengan komorbid.
Baca juga: Program Satu Anak Stunting Satu Orang Tua Asuh diterapkan di Mataram
Untuk program Orang Tua Asuh, katanya, Dinkes sudah berkoordinasi dengan TP PKK Kota Mataram, dan dukungan dari pihak kelurahan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pola asuh.
Selain itu, upaya-upaya pencegahan dari hulu bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB), PKK, Dharma Wanita, serta organisasi perempuan lainnya, terus dilakukan guna mencegah ada kasus baru.
Upaya pencegahan dari hulu dilakukan dengan edukasi kesehatan remaja dan penanganan ibu hamil, serta intervensi gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak.
"Kami berharap, upaya terus dilaksanakan guna mencapai target 5 persen penurunan stunting tahun 2025," katanya.
Baca juga: Poliklinik tumbuh kembang anak di Mataram upaya penurunan stunting
Sementara Ketua TP PKK Kota Mataram Kinnastri Mohan Roliskana mengatakan, pihaknya sudah menerapkan program penanganan stunting dengan gerakan satu anak stunting satu orang tua asuh, sebagai upaya mendukung program Pemerintah Kota Mataram, mencapai target nol stunting di 2026.
"Melalui program tersebut, kami targetkan pada triwulan pertama 2026, Mataram nol kasus stunting," katanya.
Jika melihat data terakhir kasus stunting 5,84 persen atau sekitar 1.200 balita, maka jumlah orang tua asuh yang dibutuhkan juga sekitar 1.200 orang.
Jumlah itu, dinilai tidak terlalu besar dan pihaknya optimistis akan mendapatkan orang tua asuh untuk balita stunting.
"Insyaallah, bisa. Yang penting terkoordinasi dengan baik agar anak-anak stunting bisa tertangani dengan cepat dan tepat sasaran," katanya.
Baca juga: Tekan stunting, Dokter spesialis anak dihadirkan di 11 puskesmas Mataram
Baca juga: MBG di Mataram diharapkan jadi strategi nyata turunkan stunting