Mataram (ANTARA) - Pelatih lari jarak pendek Indonesia Eni Nuraeni Sumartoyo bertekad meloloskan tim estafet putra Indonesia ke Olimpiade 2020 Tokyo Jepang setelah dia sukses membawa anak didiknya meraih medali perak Asian Games 2018.
"Itu harapan saya, tim estafet kita bisa lolos ke Olimpiade 2020 di Tokyo," kata Eni Nuraeni Sumartoyo dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Minggu.
Eni, menurut PB PASI, adalah pelatih bertangan dingin yang sukses membentuk atlet potensial. Tidak hanya membawa tim estafet putra meraih perak Asian Games 2018, namun juga sukses membawa Lalu Muhammad Zohri sebagai juara dunia junior.
Atas prestasi prestasi tersebut, Eni oleh Asosiasi Atletik Asia (AAA) dianugerahi Gelar sebagai Pelatih Terbaik Asia 2019. Pemberian penghargaan sendiri dilakukan di sela pelaksanaan kejuaraan Asia di Doha, Qatar, yang dihadari juga oleh Presiden AAA Jen Dahlan dan Presiden Federasi Atletik Dunia (AAA) Sebastian Coe.
Tidak hanya Eni Nuraeni saja yang mendapatkan penghargaan, Sekretaris Umum PB PASI Tigor Tanjung juga mendapat penghargaan sebagai Sekreris Jenderal Asosiasi Atletik paling berdedikasi.
Harapan untuk tim estafet sendiri, Eni pertumpu pada Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan yang pada Asian Games 2018 lalu mampu memecahkan rekornas yaitu , tim Estafet 4 x 100m, yang terdiri dari Lalu Muhammad Zohri, Fadlin, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara. Namun, untuk saat ini sudah ada perubahan posisi setelah Fadlin pensiun.
Baca juga: PASI: tak ada target khusus di Kejuaraan Atletik Asia 2019
Kemampuan Eni sebagai pelatih atletik memang bukan baru setahun dua tahun. Nenek 7 cucu dari 3 anak ini sudah menjadi atlet sejak 1985 atau 34 tahun yang lalu. Eni yang merupakan mantan perenang nasional dan pernah memperkuat tim Indonesia di Asian Games 1962 dan Ganefo 1964.
Eni yang kini berusia 72 tahun terjun atletik karena mengikuti jejak sang suami Sumartoyo Martodihardjo yang sudah lama terlibat di atletik. Ia kemudian mengambil kursus kepelatihan IAAF hingga level 2.
Ia kemudian dipercaya menjadi pelatih atlet atlet sprint putra termasuk pemegang rekornas 100 M Suryo Agung Wibowo. Belakangan ia ditunjuk menangani semua atlet sprinter baik putra maupun putri. Termasuk Lalu Zohri dan lainnya.
Ditanya mengenai masa depan Zohri pasca Asian Games dan kejuaraan Malaysia Open bulan lalu, Eni meyakini bahwa Lalu Zohri bakal bisa berprestasi lebih baik asalkan kelemahan khususnya start bisa diatasi. Program latihan untuk atlet seusia Zohri juga sudah disiapkan.
"Asal kelemahannya khususnya di start bisa diperbaiki, Zohri pasti bisa menembus jajaran atlet dengan waktu di bawah 10 detik. Saya biarkan latihannya mengalir saja, tidak ditekan," kata Eni menegaskan.
Baca juga: Tim Indonesia diminta tampil maksimal di Kejuaraan Atletik Asia 2019
"Itu harapan saya, tim estafet kita bisa lolos ke Olimpiade 2020 di Tokyo," kata Eni Nuraeni Sumartoyo dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Minggu.
Eni, menurut PB PASI, adalah pelatih bertangan dingin yang sukses membentuk atlet potensial. Tidak hanya membawa tim estafet putra meraih perak Asian Games 2018, namun juga sukses membawa Lalu Muhammad Zohri sebagai juara dunia junior.
Atas prestasi prestasi tersebut, Eni oleh Asosiasi Atletik Asia (AAA) dianugerahi Gelar sebagai Pelatih Terbaik Asia 2019. Pemberian penghargaan sendiri dilakukan di sela pelaksanaan kejuaraan Asia di Doha, Qatar, yang dihadari juga oleh Presiden AAA Jen Dahlan dan Presiden Federasi Atletik Dunia (AAA) Sebastian Coe.
Tidak hanya Eni Nuraeni saja yang mendapatkan penghargaan, Sekretaris Umum PB PASI Tigor Tanjung juga mendapat penghargaan sebagai Sekreris Jenderal Asosiasi Atletik paling berdedikasi.
Harapan untuk tim estafet sendiri, Eni pertumpu pada Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan yang pada Asian Games 2018 lalu mampu memecahkan rekornas yaitu , tim Estafet 4 x 100m, yang terdiri dari Lalu Muhammad Zohri, Fadlin, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara. Namun, untuk saat ini sudah ada perubahan posisi setelah Fadlin pensiun.
Baca juga: PASI: tak ada target khusus di Kejuaraan Atletik Asia 2019
Kemampuan Eni sebagai pelatih atletik memang bukan baru setahun dua tahun. Nenek 7 cucu dari 3 anak ini sudah menjadi atlet sejak 1985 atau 34 tahun yang lalu. Eni yang merupakan mantan perenang nasional dan pernah memperkuat tim Indonesia di Asian Games 1962 dan Ganefo 1964.
Eni yang kini berusia 72 tahun terjun atletik karena mengikuti jejak sang suami Sumartoyo Martodihardjo yang sudah lama terlibat di atletik. Ia kemudian mengambil kursus kepelatihan IAAF hingga level 2.
Ia kemudian dipercaya menjadi pelatih atlet atlet sprint putra termasuk pemegang rekornas 100 M Suryo Agung Wibowo. Belakangan ia ditunjuk menangani semua atlet sprinter baik putra maupun putri. Termasuk Lalu Zohri dan lainnya.
Ditanya mengenai masa depan Zohri pasca Asian Games dan kejuaraan Malaysia Open bulan lalu, Eni meyakini bahwa Lalu Zohri bakal bisa berprestasi lebih baik asalkan kelemahan khususnya start bisa diatasi. Program latihan untuk atlet seusia Zohri juga sudah disiapkan.
"Asal kelemahannya khususnya di start bisa diperbaiki, Zohri pasti bisa menembus jajaran atlet dengan waktu di bawah 10 detik. Saya biarkan latihannya mengalir saja, tidak ditekan," kata Eni menegaskan.
Baca juga: Tim Indonesia diminta tampil maksimal di Kejuaraan Atletik Asia 2019