Matahari baru saja bergulir ke barat. Sinarnya yang tajam, masih terlihat menerobos ranting-ranting pohon. Udara terik pun seperti mengepung. Meski begitu, hempasan angin nan semilir, mampu menghalau kegerahan dan kepenatan.

    Sepekan setelah Lebaran Topat (Lebaran Ketupat), suasana Pantai Senggigi, di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih ramai pengunjung. Wisatawan domestik maupun asing, tampak berbaur di pantai sembari mandi matahari (sun baking).
    Sementara itu, masih di kawasan pantai berpasir putih tersebut , masyarakat Hindu di Pulau Lombok, terlihat berbondong-bondong, menggelar ritual di pura yang berada diatas batu karang. Posisi batu karang itu agak menjorok ke laut.
    Pura yang berada di atas batu karang hitam itu oleh masyarakat dinamai Pura Batu Bolong (batu berlubang).  Menurut penuturan para sesepuh setempat, pura itu dinamai Batu Bolong karena di bagian bawah dari batu karang tempat pura berada, berlubang. Lubang itu cukup besar, sehingga orang bisa melintas dan tembus ke bibir pantai. Sangat eksotis.

    Panorama di kawasan Batu Bolong, jika saja bisa dibandingkan, seperti halnya Tanah Lot di Pulau Bali. Pura Batu Bolong maupun Tanah Lot, sama-sama berada di bibir pantai dan posisinya agak menjorok ke laut.
    Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Pulau Bali. Di tempat itu ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu.    
    Di Pura Batu Bolong yang posisinya agak tinggi,  jika cuaca cerah bisa melihat Gunung Agung di pulau Bali. Bahkan, saat matahari akan terbenam, dari lokasi tersebut dapat melihat sunset yang indah.
    Untuk masuk ke  area Pura Batu Bolong, pengunjung diwajibkan memakai pita kuning dari kain. Pita kuning itu dipasang melingkari pinggang. Pengunjung yang tidak membawa pita kuning, tidak perlu khawatir, karena di lokasi tersebut sudah disiapkan persewaan pita.

     Pintu masuk Pura Batu Bolong ada dua, yakni pintu masuk utama dan satunya pintu yang disiapkan bagi pengunjung yang akan meninggalkan lokasi tersebut.
     Begitu berada di pintu masuk utama, pengunjung harus menuruni tangga batu. Setelah itu,  pengunjung dapat naik tangga cukup tinggi yang ada di sebelah kiri menuju pura yang ada di puncak bukit.
     Namun, jika pengunjung ingin melanjutkan perjalanan ke arah pantai, pertama kali akan disuguhi pula pura yang dinaungi pepohonan tinggi nan rindang. Meski arealnya tidak terlalu luas, tapi sangat artistik.
    Puas dengan menikmati keindahan pura tersebut, pengunjung bisa melanjutkan menyusuri jalan di tepi pantai sebelum menuju pura yang ada diatas dan di ujung lokasi yang menjorok ke laut.
    Dari tempat itu pengunjung dapat menyaksikan hamparan pasir putih di sekitarnya seperti pantai Batu Layar yang mempesona. Pantai Batu Layar, pada saat Lebaran Topat dibanjiri masyarakat yang ingin merayakannya disini. 
{jpg*5}
    Pura Batu Bolong yang lokasinya masih berada di kawasan wisata Pantai Senggigi, jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota Mataram, hanya sekitar 8-10 kilometer.
    Usai mendarat di Bandara Selaparang, wisatawan dapat langsung memesan taksi untuk mengantarkan ke  obyek wisata tersebut. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, maka tarifnya pun sangat terjangkau.  
    Nah, untuk mengobati rasa penasaran anda, tidak salah kiranya jika Pura Batu Bolong yang juga dibuka untuk wisatawan ini menjadi agenda kunjungan anda berikutnya.(*)

(FOTO: ANTARAMataram.com/Slamet Hadi PUrnomo)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024