Mataram (ANTARA) - Para pedagang di pasar tradisional Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, masih menjual bawang putih produksi petani Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dengan harga Rp80.000 per kilogram atau belum mengalami penurunan seperti harga produk dari luar negeri.

"Harga bawang putih Sembalun belum turun. Beda dengan bawang putih impor harganya sudah turun menjadi Rp40.000 per kilogram dari sebelumnya Rp80.000 per kilogram," kata Nur Halimah, salah seorang pedagang di pasar tradisional Kota Mataram, Kamis.

Halimah tidak mengetahui penyebab belum turunnya harga bawang putih lokal tersebut ketika komoditas sejenis yang didatangkan dari luar negeri harganya sudah jauh lebih murah.

"Tidak tahu kenapa kok masih mahal. Saya menebus di pedagang besar dengan harga relatif mahal, menjualnya juga dengan harga mahal biar tidak rugi," tutur ibu dua anak ini.

Menurut dia, peminat bawang putih Sembalun relatif sedikit dibandingkan dengan bawang putih impor.

Hal itu dibuktikan dengan pembeli bawang putih Sembalun hanya satu hingga dua orang per hari. Berbeda dengan jumlah pembeli bawang putih impor yang mencapai puluhan orang setiap hari.

"Katanya ibu-ibu yang berlangganan sama saya, bawang putih impor ukurannya besar dan mudah dikupas. Harganya juga sudah jauh lebih murah. Kalau bawang putih Sembalun ada memang yang suka karena rasa, meskipun harganya lebih mahal," ucap Halimah.

Berbeda halnya dengan bawang merah lokal. Halimah menyebutkan harganya terus menurun menjadi Rp25.000 per kilogram dari sebelumnya Rp45.000 per kilogram.

Hal itu terjadi, menurut dia, karena petani di Kabupaten Bima sedang panen raya bawang merah, sehingga mempengaruhi volume pasokan ke pasar-pasar tradisional di Pulau Lombok, termasuk di Kota Mataram.

"Penurunan harga bawang merah sudah terjadi sejak sebelum bulan Ramadhan 1440 Hijriah. Sekarang masih bertahan di kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani, juga mengakui bahwa permintaan bawang putih impor relatif tinggi, dibandingkan bawang putih lokal karena adanya perbedaan harga yang cukup signifikan.

"Permintaan bawang putih impor cukup tinggi. Buktinya kita sudah mendatangkan 72 ton untuk Pulau Lombok. Nanti akan datang lagi 50 ton untuk Pulau Sumbawa," katanya.

 

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024