Mataram, 17/1 (ANTARA) - Aksi massa lanjutan lebih dari 60 orang mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), di kampusnya, Sabtu, berbuntut tindakan anarkis.

         Mahasiswa yang menggelar aksi massa itu bentrok dengan Satuan Pengamanan (Satpam) Kampus IKIP hingga seorang Satpam, Wayan Negeri dilarikan ke rumah sakit karena terkena lemparan batu.

         Fotografer LKBN ANTARA di Mataram, Achmad Subaidi, yang sedang meliput bentrokan itu juga terkena lemparan batu di tangannya hingga dilarikan ke RSUD Mataram guna mendapat perawatan.

         Gedung baru Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP Mataram juga dilempari batu hingga 25 unit kaca jendela di bagian timur gedung berlantai empat itu pecah berantakan.

         Tindakan anarkis itu merupakan buntut dari serangkaian aksi massa memprotes manajemen perguruan tinggi, terkait ketidakjelasan program studi (prodi) fisika yang telah melewati masa percobaan selama dua tahun terhitung sejak 12 April lalu.

         Kelompok mahasiswa yang melakukan aksi itu menamakan diri Gerakan Mahasiswa IKIP Bersatu, namun ditengarai sebagian peserta aksi massa merupakan mahasiswa dari luar IKIP.

         Aksi pada Sabtu (17/1) pagi itu, merupakan aksi lanjutan dari aksi serupa pada Selasa (13/1) dan Kamis (15/1) lalu.

         Selain mengkhawatirkan ditutupnya program studi fisika, para mahasiswa itu juga mempertanyakan kejelasan akreditasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Senin (FPBS), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Fakultas Matematika dan IPA (MIPA).

         Pada aksi ketiga, Sabtu (17/1), kelompok mahasiswa mendatangi Kampus IKIP Mataram itu sekitar pukul 10.00 Wita dan langsung menyuruh mahasiswa lainnya untuk meninggalkan ruang belajar kemudian menyegel Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

         Pintu masuk ke ruang belajar FBS dihadang dengan meja dan kursi agar tidak terjadi aktivitas belajar-mengajar, namun Satpam Kampus IKIP menyingkirkan penghalang itu.

         Puluhan mahasiswa itu kemudian menuju lantai dua gedung Rektorat IKIP hendak menyegel bagian kesektariatan dan aula serta mengusir mahasiswa lainnya dari ruang belajar.

         Namun, Satpam menghadang aksi itu sehingga terjadi saling dorong-mendorong hingga mencuat bentrokan fisik dan kelompok mahasiswa itu lari meninggalkan lokasi itu.

         Belasan orang Satpam IKIP itu berupaya mengejar mereka hingga terjadi aksi pelemparan batu dan mengenai kepala seorang Satpam dan tangan seorang fotografer LKBN ANTARA.

         Setelah berhasil keluar dari pagar pembatas kampus IKIP Mataram, terjadilah hujan batu ke arah gedung baru FPOK hingga kaca bagian timur gedung berlantai empat itu pecah berantakan.

         Sempat terjadi ketegangan karena berhembus isu aksi pelemparan batu ke gedung baru FPOK itu dilakukan oknum mahasiswa Universitas Mataram (Unram) karena kampus Unram berdampingan dengan kampus IKIP Mataram itu.

         Aparat kepolisian dari Polsek Mataram dan Polres Mataram berupaya menenangkan massa agar tidak berujung tawuran antara mahasiswa IKIP dan Unram.

         Walikota Mataram, H Ruslan, juga sempat meninjau situasi dalam kampus Unram sekaligus menghimbau semua pihak untuk tidak terlibat tindakan anarkis.

        
Cari solusi        
    Pascatindakan anarkis di kampus IKIP Mataram itu, para pejabat rektorat kampus itu berkumpul guna menghasilkan solusi terbaik karena aksi massa untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa telah berbuntut tindak pidana kekerasan.

         Pembantu Rektor (PR) I IKIP Mataram, Ir H Muhammad Tarudi MS, PR III, Ir H Johan Bakri dan PR IV Prof DR H Syaiful Muslim, berupaya mencarikan solusi terbaik atas permasalahan tersebut.

         "Kami harus bicarakan dulu dalam rapat agar ada keputusan yang melembaga, kami akan pilah-pilah masalahnya karena ada kasus kriminal selain aksi massa untuk menyampaikan aspirasi," ujar Johan dibenarkan PR lainnya.

         Namun, hingga berita ini disiarkan para pejabat rektorat IKIP Mataram itu belum juga menggelar rapat tersebut atau masih berkoordinasi dengan Rektor IKIP yang sedang sakit guna mendapat arahan terkait masalah tersebut.(*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024