Mataram (ANTARA) - Sejumlah pejabat pertahanan Australia, Senin, mengatakan sedang melacak sebuah kapal pengintai China yang diperkirakan bakal menempati posisi di luar perairan teritorialnya untuk mengawasi latihan militer antara Australia dan Amerika Serikat.
Sekitar 25.000 personel militer Australia dan AS berada di kapal perang yang dilengkapi dengan pesawat-pesawat tempur. Mereka akan berpartisipasi dalam latihan militer gabungan Talisman Sabre, yang diadakan setiap dua tahun.
Letnan Jenderal Greg Bilton, kepala operasi gabungan Angkatan Bersenjata Australia, menuturkan bahwa kapal pengintai China kemungkinan menuju pantai timur laut Australia untuk melihat langsung latihan militer tersebut.
"Kami sedang melacaknya. Kami belum mengetahui tujuan mereka namun kami berasumsi bahwa kapal tersebut akan menuju pantai laut Queensland dan kami akan mengambil langkah yang tepat," kata Bilton kepada awak media di Brisbane, Ibu Kota Queensland.
Hubungan antara Amerika Serikat dan China memanas dalam beberapa bulan terakhir di tengah perang dagang dan keangkuhan China di Pasifik, yang dikemas dengan pendirian pulau buatan oleh Beijing di Laut China Selatan bersengketa.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, yang kaya dengan sumber daya alam dan merupakan jalur transaksi perdagangan senilai 5 triliun dolar AS (sekitar Rp70 kuadriliiun) setiap tahunnya. Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga mengklaim kepemilikan di jalur perairan tersebut.
Sekitar 25.000 personel militer Australia dan AS berada di kapal perang yang dilengkapi dengan pesawat-pesawat tempur. Mereka akan berpartisipasi dalam latihan militer gabungan Talisman Sabre, yang diadakan setiap dua tahun.
Letnan Jenderal Greg Bilton, kepala operasi gabungan Angkatan Bersenjata Australia, menuturkan bahwa kapal pengintai China kemungkinan menuju pantai timur laut Australia untuk melihat langsung latihan militer tersebut.
"Kami sedang melacaknya. Kami belum mengetahui tujuan mereka namun kami berasumsi bahwa kapal tersebut akan menuju pantai laut Queensland dan kami akan mengambil langkah yang tepat," kata Bilton kepada awak media di Brisbane, Ibu Kota Queensland.
Hubungan antara Amerika Serikat dan China memanas dalam beberapa bulan terakhir di tengah perang dagang dan keangkuhan China di Pasifik, yang dikemas dengan pendirian pulau buatan oleh Beijing di Laut China Selatan bersengketa.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, yang kaya dengan sumber daya alam dan merupakan jalur transaksi perdagangan senilai 5 triliun dolar AS (sekitar Rp70 kuadriliiun) setiap tahunnya. Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga mengklaim kepemilikan di jalur perairan tersebut.