Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyiapkan penataan kampung wisata "Jreng" atau Jempong Wareng di Kecamatan Ampenan sebagai salah satu upaya menumbuhkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar.

"Beberapa hari lalu, kami sudah mulai turun memetakan lokasi dan klaster-klaster setiap sudut Lingkungan Jempong Wareng yang dapat dikelola secara optimal guna menarik wisatawan datang ke lingkungan tersebut," kata Camat Ampenan Muzakkir Walad di Mataram, Sabtu.

Menurutnya, kampung wisata "Jreng" dikonsep sebagai wisata edukasi dan rekreasi pertanian, sebab pada kawasan itu masih terdapat lahan pertanian yang bisa dikelola sebagai spot-spot rekreasi menarik.

Dari mulai masuk gapura Lingkungan Jempong Wareng, sudah ada saluran yang nantinya sepanjang saluran yang sudah dibersihkan itu akan digunakan menjadi kolam ikan mas, sementara tembok samping saluran dibuat mural.

Selain itu, akan dibuat juga budidaya madu trigona agar kawasan tersebut ke depan bisa menjadi pusat oleh-oleh khas madu trigona. Selanjutnya, pada klaster areal sawah, direncanakan dibuat berbagai spot untuk swafoto.

"Pada areal persawahan itu ada satu pohon yang masih berdiri kokoh setelah terkena petir, spot inilah nantinya yang akan kita tata dan kemas agar lebih menarik," katanya.

Sementara, di areal perkebunan dibuat sebagai klaster agrowisata dengan berbagai jenis tanaman hidroponik dilengkapi areal pemancingan serta tempat rehat untuk menikmati kopi dan jajanan khas di pinggir sawah dan perkebunan.

Di kampung wisata Jreng juga ada wisata religi yang memikili batu berbentuk lima jari. Menurut kepercayaan orang tua di sekitarnya, batu tersebut tidak bisa dipindahkan.

"Kalau ada yang memindahkannya, pelakunya bisa sakit. Batu berbentuk lima jari itu juga merupakan as atau poros dari Lingkungan Jempong Wareng," ujarnya.

Menyinggung tentang anggaran, Muzakkir mengatakan, untuk tahap awal pembangunan kampung wisata "Jreng" dilakukan dengan swadaya masyarakat. Apabila sudah mampu memberikan hasil nyata dan komitmen barulah mencari bantuan pemerintah.

"Kita kerja dan perlihatkan hasil dulu, baru bisa berbicara bantuan pemerintah," kata Muzakkir optimistis. *


 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024