Turki mengharapkan AS akhiri dukungan buat PKK/YPG

Rabu, 31 Juli 2019 12:57 WIB

Mataram (ANTARA) - Menteri Pertahanan Turki telah memberitahu timpalannya dari AS dalam percakapan telepon bahwa Turki berharap AS sepenuhnya mengakhiri dukungannya buat kelompok teror PKK/YPG.

Hulusi Akar mengatakan Turki akan berkewajiban untuk menciptakan zona amannya sendiri kalau-kalau kedua negara itu gagal menciptakan pandangan yang sama, kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan nasional pada Senin (29/7).

Kementerian tersebut mengatakan Akar mengucapkan selamat kepada Mark Esper atas jabatan barunya sebagai Menteri Pertahanan AS dan mereka membahas rencana mengenai zona aman di Suriah Utara.

Akar menekankan bahwa mereka takkan membiarkan satu koridor teror di Turki Selatan dan Turki ingin memastikan keamanan dan keselamatan bukan hanya untuk negeri dan rakyatnya tapi juga buat kelompok agama dan etnik seperti Kurdi, Arab, Assyria, Kristen dan Yazidi yang tinggal di wilayah tersebut.

Akar juga menekankan bahwa Turki satu-satunya negara yang mampu, efisien dan terkait untuk menyediakan pengawasan atas zona aman di Suriah Utara, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan zona aman tersebut mesti diciptakan berdasarkan kriteria yang meliputi pengambilan semua senjata dari anggota PKK/YPG di zona aman, menghapuskan organisasi teror dari zona aman --yang mesti mencapai luas 30 sampai 40 kilometer , penghancuran semua terowongan PKK/YPG, tempat berlindung, perlengkapan dan amunisi di daerah itu, yang akan dikuasai oleh Turki melalui koordinasi dengan AS.

Mengenai program jet tempur F-35, Akar menyatakan Turki bukan hanya konsumen proyek tersebut tapi juga penanam modal dan mitra produksi, dan program itu mesti berlanjut sesuai rencana.

Dalam lebih dari 30 tahun aksi teror terhadap Turki, anggota PKK --yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- telah bertanggung-jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk perempuan, anak kecil dan bayi.

Sejak 2017, Turki dan AS telah terlibat pertengkaran mengenai keputusan Turki untuk membeli S-400, sistem pertahanan rudal buatan Rusia, dan AS mengancam akan memutuskan kontraknya untuk menjual jet F-35 kepada Turki gara-gara pertikaian itu.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

KIP jajaki BIN hingga Kejagung demi keterbukaan informasi publik

17 May 2024 19:54 Wib

Agenda pertahanan keamanan integratif dan holistik dalam Asta Cita

15 May 2024 9:36 Wib

Ketua MPR mendorong peran swasta dalam industri pertahanan dan keamanan

12 May 2024 20:09 Wib

Sistem pertahanan cerdas siap dibangun di IKN

10 May 2024 13:10 Wib

India janjikan transfer teknologi pertahanan Indonesia

30 April 2024 15:32 Wib
Terpopuler

Walhi soroti Polda NTB tak ungkap kerugian kasus air di Trawangan

Kabar NTB - 17 May 2024 18:07 Wib

PKS hormati pilihan mantan Wagub Rohmi nyagub di Pilkada NTB 2024

Kabar NTB - 17 May 2024 18:57 Wib

RI suggests three approaches for handling child victims of terrorism

English - 15 May 2024 15:55 Wib

Politeknik Digital disiapkan penuhi kebutuhan talenta digital

Nasional - 18 May 2024 20:02 Wib

DP3A Mataram dampingi rehabilitasi pemandu karaoke di bawah umur

Kabar NTB - 17 May 2024 18:06 Wib