Rusia berencana menaikkan tarif pajak CPO Indonesia 20 persen

Senin, 5 Agustus 2019 13:41 WIB

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Rusia berencana menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang masuk dari Indonesia sebesar 20 persen, dari sebelumnya 10 persen.

Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Wahid Supriyadi, mengaku kenaikan pajak ini dipicu oleh adanya kesalahpahaman terkait minyak sawit yang dianggap tidak sehat. Oleh karena itu, Indonesia harus berupaya untuk menegosiasikan rencana kebijakan ini dengan Pemerintah Rusia.

"Kami bisa membuktikan bahwa minyak sawit itu aman dan sehat dikonsumsi. Saya pikir ini langkah yang sedikit diskriminatif. Kami harus menegosiasikan dengan Pemerintah Rusia," kata Dubes Wahid pada rangkaian kegiatan Forum Bisnis Indonesia-Rusia di Moskow, Sabtu (3/8).

Dubes Wahid berharap dengan rencana kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia, kenaikan tarif pajak ini dapat dibatalkan dan lebih pada strategi meningkatkan perdagangan minyak sawit itu sendiri.

Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) Sahat Sinaga membenarkan bahwa wacana kenaikan tarif pajak ini sudah diketahui oleh kalangan pengusaha.

Baca juga: Pencekalan CPO harus dijawab pelaku industri kelapa sawit Indonesia

"Kenaikan tarif pajak 20 persen ini harus segera dilobi oleh Pemerintah Indonesia ke Rusia, apa justifikasi dari kenaikan tersebut," kata Sahat.

Ia berharap Presiden Joko Widodo dapat menegosiasikan hal itu saat Presiden Vladimir Putin melakukan kunjungan kerja tingkat tinggi ke Indonesia yang dijadwalkan pada tahun ini.

Hal itu berkaca pada dua tahun lalu saat pemerintah melobi Rusia terkait rencana kenaikan level peroxide hingga 1 persen. Namun rencana tersebut akhirnya dapat dibatalkan setelah negosiasi kedua negara.

Meski demikian, Sahat mengaku kalangan pengusaha tidak terlalu khawatir dengan rencana kebijakan ini, apalagi Rusia cukup besar mengimpor CPO Indonesia sebesar 1 juta ton dengan nilai perdagangan mencapai 10 miliar dolar AS pada 2018. CPO Indonesia mampu memenuhi 74 persen kebutuhan konsumsi negara tersebut.

Jika kenaikan PPN 20 persen resmi diberlakukan, harga CPO di Rusia akan berada di kisaran 810 dolar AS per ton, atau lebih rendah dari harga minyak nabati jenis rapeseed sebesar 820 dolar AS per ton.

"Mereka pola makannya sudah agak berubah, sudah mulai menggoreng, minyak sawit adalah yang paling cocok karena temperatur kita lebih stabil," katanya.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Moeis mengumpulkan 1,5 juta dolar AS dari empat smelter swasta

05 November 2024 6:56 Wib

Kesatria Bengawan Solo mengumpulkan kemenangan ke-15

25 May 2024 7:36 Wib

KPU RI mengumpulkan tim paslon evaluasi debat perdana

14 December 2023 6:05 Wib

Warga Lombok Tengah mengumpulkan Rp 1,8 miliar bantu Palestina

19 November 2023 11:02 Wib, 2023

DPP PDIP mengumpulkan kader di NTB persiapan pemenangan pemilu

04 November 2023 18:17 Wib, 2023
Terpopuler

Minister seeks World Bank support for free meal program

English - 22 November 2024 6:39 Wib

1000 Guru dan CIMB membantu makan gratis anak sekolah di NTT

Nusantara - 22 November 2024 17:58 Wib

Jurus Ridwan Kamil dan Suswono tangani stres warga Jakarta

Politik - 23 November 2024 10:53 Wib

Health Ministry studies puskesmas role in diabetes care

English - 24 November 2024 19:23 Wib

MPR mendukung penguatan intelijen berantas peredaran narkoba di tanah air

Nasional - 26 November 2024 5:51 Wib