Mataram (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung visi Indonesia Maju sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo antara lain dengan menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul sektor konstruksi yang lebih produktif dan berdaya saing.
"HUT Ke-74 RI mengangkat tema SDM Unggul Indonesia Maju. Terkait itu, kami ingin ASN PUPR menjadi SDM yang unggul, meninggalkan zona nyaman dan terus meningkatkan kapasitas masing-masing serta selalu siap berkompetisi secara positif," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Basuki Hadimuljono mengingatkan pidato Presiden Joko Widodo di Sentul, Jawa Barat, pada 14 Juli lalu telah mengemukakan mengenai visi Indonesia Maju, yang di dalamnya juga menegaskan bahwa selain SDM unggul, pembangunan infrastruktur juga menjadi visi Indonesia ke depan yang lebih produktif dan berdaya saing.
Ia mengungkapkan, untuk regenerasi organisasi SDM, ASN Kementerian PUPR kelahiran 1965 hingga 1975 saat ini telah diusulkan oleh para Pejabat Tinggi Madya untuk menjadi Pejabat Tinggi Pratama atau Eselon II.
Menteri Basuki menambahkan amanah yang semakin berat yang harus dilaksanakan Kementerian PUPR juga membutuhkan persatuan, kerja sama, keterbukaan dan keikhlasan.
Tidak hanya Kementerian PUPR, instansi lainnya seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga bertekad mengoptimalkan potensi SDM di sektor kelautan dan perikanan nasional terutama dalam menghadapi tantangan seperti pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN dan fenomena lainnya seperti perang dagang.
Baca juga: Jokowi: persaudaraan membawa negara Indonesia maju
Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan KKP Sjarief Widjaja menyebutkan pentingnya meningkatkan SDM sektor kelautan dan perikanan nasional terutama juga karena saat ini Indonesia memasuki era pasar bebas di lingkup ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Era ini menghadirkan persaingan yang sengit dan kompetitif antar negara-negara di Asia Tenggara dalam segala bidang. Untuk memenangkan persaingan tersebut, Indonesia harus memaksimalkan potensi sumber daya manusianya," ucap Sjarief.
Selaras dengan program pemerintah, Sjarief juga menekankan pentingnya pembangunan SDM pada era industri 4.0 yang kerap didengungkan oleh pemerintah. Disampaikan bahwa riset yang ada bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peneliti, menciptakan inovasi serta meningkatkan daya saing.
Terkait dengan pengembangan SDM, Sjarief mendorong Pusriskan (Pusat Riset Perikanan) untuk dapat mencetak doktor dan profesor melalui beasiswa pendidikan, agar dapat menjawab tantangan dalam dunia riset dan inovasi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan SDM menjadi kunci utama dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
"Ekonomi kreatif makin penting, bukan cuma inklusif, menempatkan orang menjadi subjek, bukan objek. Keterlibatan sebenarnya tidak cukup dalam ekonomi kreatif, benar-benar harus masuk sepenuhnya," ujar Darmin dalam "Sosialisasi Rindekraf Kementerian/Lembaga (K/L)" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (15/7).
Untuk memberdayakan kreativitas SDM, pemerintah telah mengembangkan program vokasi proyek percontohan dengan sembilan pemerintah daerah. Pemerintah juga memperbarui kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri dan kondisi terkini.
Selain SDM, Darmin juga menyebut ekosistem menjadi faktor kedua terpenting dari pengembangan ekonomi kreatif. "Ekosistem ini agak berbeda tergantung ekonomi kreatifnya itu lebih dekat ke industri mana," ujar dia.
"HUT Ke-74 RI mengangkat tema SDM Unggul Indonesia Maju. Terkait itu, kami ingin ASN PUPR menjadi SDM yang unggul, meninggalkan zona nyaman dan terus meningkatkan kapasitas masing-masing serta selalu siap berkompetisi secara positif," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Basuki Hadimuljono mengingatkan pidato Presiden Joko Widodo di Sentul, Jawa Barat, pada 14 Juli lalu telah mengemukakan mengenai visi Indonesia Maju, yang di dalamnya juga menegaskan bahwa selain SDM unggul, pembangunan infrastruktur juga menjadi visi Indonesia ke depan yang lebih produktif dan berdaya saing.
Ia mengungkapkan, untuk regenerasi organisasi SDM, ASN Kementerian PUPR kelahiran 1965 hingga 1975 saat ini telah diusulkan oleh para Pejabat Tinggi Madya untuk menjadi Pejabat Tinggi Pratama atau Eselon II.
Menteri Basuki menambahkan amanah yang semakin berat yang harus dilaksanakan Kementerian PUPR juga membutuhkan persatuan, kerja sama, keterbukaan dan keikhlasan.
Tidak hanya Kementerian PUPR, instansi lainnya seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga bertekad mengoptimalkan potensi SDM di sektor kelautan dan perikanan nasional terutama dalam menghadapi tantangan seperti pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN dan fenomena lainnya seperti perang dagang.
Baca juga: Jokowi: persaudaraan membawa negara Indonesia maju
Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan KKP Sjarief Widjaja menyebutkan pentingnya meningkatkan SDM sektor kelautan dan perikanan nasional terutama juga karena saat ini Indonesia memasuki era pasar bebas di lingkup ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Era ini menghadirkan persaingan yang sengit dan kompetitif antar negara-negara di Asia Tenggara dalam segala bidang. Untuk memenangkan persaingan tersebut, Indonesia harus memaksimalkan potensi sumber daya manusianya," ucap Sjarief.
Selaras dengan program pemerintah, Sjarief juga menekankan pentingnya pembangunan SDM pada era industri 4.0 yang kerap didengungkan oleh pemerintah. Disampaikan bahwa riset yang ada bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peneliti, menciptakan inovasi serta meningkatkan daya saing.
Terkait dengan pengembangan SDM, Sjarief mendorong Pusriskan (Pusat Riset Perikanan) untuk dapat mencetak doktor dan profesor melalui beasiswa pendidikan, agar dapat menjawab tantangan dalam dunia riset dan inovasi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan SDM menjadi kunci utama dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
"Ekonomi kreatif makin penting, bukan cuma inklusif, menempatkan orang menjadi subjek, bukan objek. Keterlibatan sebenarnya tidak cukup dalam ekonomi kreatif, benar-benar harus masuk sepenuhnya," ujar Darmin dalam "Sosialisasi Rindekraf Kementerian/Lembaga (K/L)" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (15/7).
Untuk memberdayakan kreativitas SDM, pemerintah telah mengembangkan program vokasi proyek percontohan dengan sembilan pemerintah daerah. Pemerintah juga memperbarui kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri dan kondisi terkini.
Selain SDM, Darmin juga menyebut ekosistem menjadi faktor kedua terpenting dari pengembangan ekonomi kreatif. "Ekosistem ini agak berbeda tergantung ekonomi kreatifnya itu lebih dekat ke industri mana," ujar dia.