KKP mengupayakan peningkatan konsumsi ikan domestik

Jumat, 9 Agustus 2019 15:27 WIB

Mataram (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengupayakan peningkatan konsumsi ikan dari dalam negeri dalam rangka melesatkan kinerja sektor kelautan dan perikanan sekaligus menuju visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

"Mengonsumsi ikan mampu atasi gizi buruk. Makanya, kami akan terus mengajak masyarakat terus makan ikan, terutama daerah yang tingkat konsumsinya masih rendah," kata Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Aryo Hanggono, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, KKP terus gencar melakukan sosialisasi Program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) ke daerah-daerah yang tingkat konsumsi ikannya masih rendah, sebagai upaya guna mendongkrak konsumsi ikan domestik.

Aryo mengingatkan bahwa peningkatan konsumsi ikan ini menjadi penting karena kandungan gizi pada ikan mampu mengatasi masalah hambatan pertumbuhan (stunting) yang melanda di beberapa daerah di Indonesia.

Ia mengungkapkan, saat ini baru tiga provinsi di Indonesia yang lepas dari masalah stunting, sehingga kegiatan seperti Safari Gemarikan juga harus terus dilaksanakan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Apalagi, menurut dia, di tengah jumlah penduduk yang terus meningkat, sangat penting menjaga ketahanan pangan.

Ikan menjadi salah satu bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Oleh karena itu, ketersediaannya harus cukup, baik diperoleh dari perikanan tangkap maupun hasil budi daya.

Sebelumnya, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja menyatakan perlunya pemantapan dan akselerasi terhadap konsep Indonesia sebagai poros maritim dunia untuk lima tahun ke depan.

"Kita berada pada posisi review dan pemantapan kembali. Jadi apa yang telah kita capai dalam lima tahun kemarin, kita mulai melakukan perbaikan, pemantapan dan akselerasi, perbaikan dari apa yang telah kita tata," kata Sjarief.

Ia berpendapat ada lima pilar utama dalam mewujudkan poros maritim, yakni pembangunan kembali budaya maritim Indonesia; menjaga dan mengelola sumber daya laut; infrastruktur dan konektivitas: diplomasi maritim; serta pertahanan dan keamanan.

Namun, lanjutnya, dalam pelaksanaannya, Indonesia masih mengalami berbagai kendala, antara lain IUU Fishing, penurunan minat rumah tangga nelayan, hingga stunting pada anak karena tidak mampu mengonsumsi ikan.

Lebih lanjut Sjarief mengatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia membutuhkan 50 kilogram ikan per orang per tahun. Dengan jumlah penduduk 260 juta, maka ikan yang harus disiapkan untuk konsumsi dalam negeri mencapai 12,8 juta ton per tahun.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

BKKBN menyarankan konsumsi tablet tambah darah jika haid

30 July 2024 3:27 Wib

KKP bagikan lima ton ikan layang untuk 16.000 santri Jatim

25 February 2024 6:47 Wib

DKP Badung cegah stunting melalui Gemarikan

23 August 2023 5:49 Wib, 2023

KKP mengkampanyekan gemar makan ikan di Lombok Barat

18 September 2019 17:12 Wib, 2019
Terpopuler

LazAdha klaim unggul di Pilkada Lombok Barat dengan 106.681 suara

Kabar NTB - 28 November 2024 18:03 Wib

Jurus Ridwan Kamil dan Suswono tangani stres warga Jakarta

Politik - 23 November 2024 10:53 Wib

Health Ministry studies puskesmas role in diabetes care

English - 24 November 2024 19:23 Wib

MPR mendukung penguatan intelijen berantas peredaran narkoba di tanah air

Nasional - 26 November 2024 5:51 Wib

Teacher salary hike of Rp2 mln to one-time basic wage approved

English - 26 November 2024 19:36 Wib