Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menyebar puluhan petugas kesehatan hewan kurban dan daging kurban di enam kecamatan untuk menjamin daging kurban yang diserahkan ke masyarakat adalah daging yang aman, sehat, utuh dan halal.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Minggu mengatakan jumlah petugas yang disebar ke sejumlah titik pemotongan di enam kecamatan sebanyak 57 orang, 10 diantaranya adalah dokter hewan.
"Para petugas akan bekerja dan memberikan pelayanan gratis untuk pemeriksaan hewan dan daging kurban hingga hari ketiga pemotongan atau hari Selasa (13/8)," katanya.
Dikatakan, untuk proses pemeriksaan hewan kurban, tim memastikan bahwa hewan kurban yang akan dipotong berbadan sehat, tidak catat, tidak sakit mata, ingusan dan ileran serta yang terpenting adalah hewan kurban sudah cukup syarat atau umur untuk dikurban.
Namun, ternak yang telah lulus pemeriksaan fisik belum menjamin 100 persen, organ dalamnya juga sehat.
Untuk itulah, pemeriksaan organ dalam harus tetap dilakukan. Organ dalam yang dimaksud, selain hati tim kesehatan hewan kurban juga melakukan pemeriksaan pada bagian paru dan limpa.
Tetapi rata-rata bagian paru dan limpa tidak ada masalah, jika paru berubah warna menjadi hitam berarti ada penyakit, begitu juga kalau limpa sapi jika membesar berarti sapi itu terindikasi mengidap penyakit antraks.
"Namun, sejauh ini selain cacing hati, tim kesehatan hewan kurban belum menemukan kasus-kasus lainnya, apalagi kasus penyakit antraks," ucapnya.
Untuk penyakit cacing hati, katanya, tidak bisa dilihat dari luar sehingga pemeriksaan hanya bisa dilakukan setelah hewan kurban dipotong.
Karena itu, petugas akan meninggalkan satu titik pemotongan setelah proses pemeriksaan organ dalam hewan kurban. "Kalau ditemukan kasus penyakit pada organ dalam, petugas akan langsung memusnahkan dengan ditimbun," katanya.
Menurutnya, cacing hati pada ternak disebabkan dari pakan yang kotor dan biasanya pada ternak yang digembalakan atau dilepas untuk mencari makan sendiri.
"Kalau diternak di kandang Insya Allah tidak terjangkit cacing hati, karena pakan yang dimakan sudah dicuci bersih bebas dari koran dan debu," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Minggu mengatakan jumlah petugas yang disebar ke sejumlah titik pemotongan di enam kecamatan sebanyak 57 orang, 10 diantaranya adalah dokter hewan.
"Para petugas akan bekerja dan memberikan pelayanan gratis untuk pemeriksaan hewan dan daging kurban hingga hari ketiga pemotongan atau hari Selasa (13/8)," katanya.
Dikatakan, untuk proses pemeriksaan hewan kurban, tim memastikan bahwa hewan kurban yang akan dipotong berbadan sehat, tidak catat, tidak sakit mata, ingusan dan ileran serta yang terpenting adalah hewan kurban sudah cukup syarat atau umur untuk dikurban.
Namun, ternak yang telah lulus pemeriksaan fisik belum menjamin 100 persen, organ dalamnya juga sehat.
Untuk itulah, pemeriksaan organ dalam harus tetap dilakukan. Organ dalam yang dimaksud, selain hati tim kesehatan hewan kurban juga melakukan pemeriksaan pada bagian paru dan limpa.
Tetapi rata-rata bagian paru dan limpa tidak ada masalah, jika paru berubah warna menjadi hitam berarti ada penyakit, begitu juga kalau limpa sapi jika membesar berarti sapi itu terindikasi mengidap penyakit antraks.
"Namun, sejauh ini selain cacing hati, tim kesehatan hewan kurban belum menemukan kasus-kasus lainnya, apalagi kasus penyakit antraks," ucapnya.
Untuk penyakit cacing hati, katanya, tidak bisa dilihat dari luar sehingga pemeriksaan hanya bisa dilakukan setelah hewan kurban dipotong.
Karena itu, petugas akan meninggalkan satu titik pemotongan setelah proses pemeriksaan organ dalam hewan kurban. "Kalau ditemukan kasus penyakit pada organ dalam, petugas akan langsung memusnahkan dengan ditimbun," katanya.
Menurutnya, cacing hati pada ternak disebabkan dari pakan yang kotor dan biasanya pada ternak yang digembalakan atau dilepas untuk mencari makan sendiri.
"Kalau diternak di kandang Insya Allah tidak terjangkit cacing hati, karena pakan yang dimakan sudah dicuci bersih bebas dari koran dan debu," ujarnya.