Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai mengembangkan sekolah berwawasan lingkungan, melalui pembentukan karakter bagaimana siswa bisa peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Mulai dengan membersihkan lingkungan sekolah dari sampah, terutama sampah plastik, hingga mengolahnya menjadi ecobrick atau bata ramah lingkungan yang dibuat dari sampah plastik," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram HL Fatwir Uzali di Mataram, Rabu.
Fatwir menilai, program ecobrick yang telah dilaksanakan pada beberapa sekolah yang sudah dicanangkan sebagai sekolah lingkungan dengan sampah nihil (lisan), cukup bagus dan dapat mengurangi sampah plastik.
"Jadi sampah-sampah plastik di lingkungan sekolah, dimasukkan ke dalam botol bekas dan botol tersebut dapat digunakan sebagai bata maupun berbagai peralatan rumah tangga seperti meja, kursi dan lainnya," katanya.
Dikatakan, selain membersihkan sekolah dari sampah plastik pegembangan sekolah berwawasan lingkungan dilanjutkan dengan merapikah sekolah dari barang-barang yang berhubungan dengan plastik, menata sekolah, ruang kelas, ruang guru dan perpustakaan.
Kemudian dilanjutkan, mengindahkan lingkungan sekolah dengan berbagai tanaman dan bunga sehingga sekolah terlihat elok serta bersih dari sampah plastik, serta mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk.
"Dengan demikian, semua siswa, guru dan kepala sekolah dapat memberikan perhatian terhadap lingkungan sekolah," katanya.
Di samping itu, program "sekolah lisan" juga menjadi target utama, yang akan diterapkan pada semua sekolah yang ada di Mataram mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga tingkat SMP/sederajat.
"Untuk saat ini pengembangan 'sekolah lisan' sudah dilaksanakan pada empat sekolah yakni, di SD Dwujendra, SMPN 8 Mataram, SD IT Tan Nujaba Ampenan, dan MTsN 3 Mataram," sebutnya.
Sementara sekolah-sekolah lainnya, segera menyusul dan pihak sekolah yang telah menerapkan "sekolah lisan" diminta untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada sekolah lainnya.
"Kami juga akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar para siswa memiliki komitmen yang sama dalam mengelola sampah," katanya.
"Mulai dengan membersihkan lingkungan sekolah dari sampah, terutama sampah plastik, hingga mengolahnya menjadi ecobrick atau bata ramah lingkungan yang dibuat dari sampah plastik," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram HL Fatwir Uzali di Mataram, Rabu.
Fatwir menilai, program ecobrick yang telah dilaksanakan pada beberapa sekolah yang sudah dicanangkan sebagai sekolah lingkungan dengan sampah nihil (lisan), cukup bagus dan dapat mengurangi sampah plastik.
"Jadi sampah-sampah plastik di lingkungan sekolah, dimasukkan ke dalam botol bekas dan botol tersebut dapat digunakan sebagai bata maupun berbagai peralatan rumah tangga seperti meja, kursi dan lainnya," katanya.
Dikatakan, selain membersihkan sekolah dari sampah plastik pegembangan sekolah berwawasan lingkungan dilanjutkan dengan merapikah sekolah dari barang-barang yang berhubungan dengan plastik, menata sekolah, ruang kelas, ruang guru dan perpustakaan.
Kemudian dilanjutkan, mengindahkan lingkungan sekolah dengan berbagai tanaman dan bunga sehingga sekolah terlihat elok serta bersih dari sampah plastik, serta mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk.
"Dengan demikian, semua siswa, guru dan kepala sekolah dapat memberikan perhatian terhadap lingkungan sekolah," katanya.
Di samping itu, program "sekolah lisan" juga menjadi target utama, yang akan diterapkan pada semua sekolah yang ada di Mataram mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga tingkat SMP/sederajat.
"Untuk saat ini pengembangan 'sekolah lisan' sudah dilaksanakan pada empat sekolah yakni, di SD Dwujendra, SMPN 8 Mataram, SD IT Tan Nujaba Ampenan, dan MTsN 3 Mataram," sebutnya.
Sementara sekolah-sekolah lainnya, segera menyusul dan pihak sekolah yang telah menerapkan "sekolah lisan" diminta untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada sekolah lainnya.
"Kami juga akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar para siswa memiliki komitmen yang sama dalam mengelola sampah," katanya.