Mataram (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menuntaskan program pemugaran belasan rumah tidak layak huni (RTLH) di Kelurahan Sayang-Sayang dengan total anggaran sekitar Rp200 juta.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram H Mahsar Malacca di Mataram, Kamis, mengatakan, jumlah RTLH yang dipugar Baznas tahun ini sebanyak 19 unit.
"Jumlah itu berkurang dari rencana awal 20 unit, karena satu kepala keluarga (KK) memilih pindah ke program bantuan gempa bumi," katanya kepada sejumlah wartawan.
Menurutnya, progres pemugaran belasan RTLH tersebut sudah rampung sekitar 98 persen, sisanya masih ada satu rumah yang dalam proses pemasangan atap dari bahan spandek.
Ia mengatakan, dalam pelaksanaan program pemugaran RTLH, Baznas tidak memberikan dana tunai, melainkan dalam bentuk bahan bangunan dengan kisaran satu unit rumah rata-rata Rp10 juta, atau tergantung besar kecilnya rumah sasaran.
"Dari 19 rumah itu ada juga yang mendapatkan bantuan bahan bangunan sekitar Rp19 juta, karena rumahnya relatif besar," katanya.
Selain bahan bangunan, Baznas juga memberikan bantuan ongkos tukang, agar pelaksanaan pemugaran RTLH bisa berjalan lancar tidak terkendala biaya tukang yang akhirnya program menjadi mangkrak.
"Pengalokasian ongkos tukang ini kita lakukan karena pertimbangan pelaksanaan program serupa yang mangkrak karena sasaran tidak punya uang untuk membayar tukang," ujarnya.
Menurutnya, program pemugaran RTLH melalui Baznas Kota Mataram telah dilaksanakan sejak tahun 2009, dan hingga saat ini Baznas telah berhasil melaksanakan program pemugaran RTLH sekitar 600 unit.
"Harapannya, setiap tahun kami bisa terus meningkatkan sasaran penerima bantuan RTLH, untuk mendukung percepatan penuntasan RTLH di Mataram," katanya.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram H Mahsar Malacca di Mataram, Kamis, mengatakan, jumlah RTLH yang dipugar Baznas tahun ini sebanyak 19 unit.
"Jumlah itu berkurang dari rencana awal 20 unit, karena satu kepala keluarga (KK) memilih pindah ke program bantuan gempa bumi," katanya kepada sejumlah wartawan.
Menurutnya, progres pemugaran belasan RTLH tersebut sudah rampung sekitar 98 persen, sisanya masih ada satu rumah yang dalam proses pemasangan atap dari bahan spandek.
Ia mengatakan, dalam pelaksanaan program pemugaran RTLH, Baznas tidak memberikan dana tunai, melainkan dalam bentuk bahan bangunan dengan kisaran satu unit rumah rata-rata Rp10 juta, atau tergantung besar kecilnya rumah sasaran.
"Dari 19 rumah itu ada juga yang mendapatkan bantuan bahan bangunan sekitar Rp19 juta, karena rumahnya relatif besar," katanya.
Selain bahan bangunan, Baznas juga memberikan bantuan ongkos tukang, agar pelaksanaan pemugaran RTLH bisa berjalan lancar tidak terkendala biaya tukang yang akhirnya program menjadi mangkrak.
"Pengalokasian ongkos tukang ini kita lakukan karena pertimbangan pelaksanaan program serupa yang mangkrak karena sasaran tidak punya uang untuk membayar tukang," ujarnya.
Menurutnya, program pemugaran RTLH melalui Baznas Kota Mataram telah dilaksanakan sejak tahun 2009, dan hingga saat ini Baznas telah berhasil melaksanakan program pemugaran RTLH sekitar 600 unit.
"Harapannya, setiap tahun kami bisa terus meningkatkan sasaran penerima bantuan RTLH, untuk mendukung percepatan penuntasan RTLH di Mataram," katanya.