Mataram (ANTARA) - Program pengiriman para pemuda dan pemudi Nusa Tenggara Barat untuk belajar di luar negeri menuai apresiasi dan pujian dari kalangan akademisi dan organisasi keagamaan di provinsi itu.
Dosen UIN Mataram, Dr. Dedy Wahyudin, menegaskan kebijakan ini akan dirasakan manfaatnya di masa yang akan datang.
"Pemaknaan NTB Gemilang itu sangat sinkron dilakukan oleh gubernur dengan menyiapkan pemimpin masa depan melalui beasiswa ke luar negeri. Mungkin 20 atau 30 tahun lagi, baru bisa kita rasakan ketika mereka balik ke sini," ujarnya dalam diskusi satu tahun kepemimpinan Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah di Mataram, Sabtu.
Selain itu, catatan lain yang disampaikan Dedy adalah terkait pentingnya terus membangun komunikasi antarelemen masyarakat. Menurutnya, dukungan berbagai unsur di masyarakat akan sangat penting bagi kesuksesan visi NTB Gemilang.
"Yang tadi disampaikan sudah tidak ada lagi preferensi kelompok organisasi dan seterusnya. Mudahan bisa diwujudkan sehingga gerakan ini bisa disampaikan dengan bahasa yang sama, terutama oleh para tokoh, tuan guru kita, di pengajian, khotbah, ceramah. Sehingga visi dan misi turunan dari NTB Gemilang bisa dirasakan dan jadi gerakan dan hidup di hati setiap masyarakat NTB ini terutama di Lombok," ucap Dedy.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Prof. Saiful Muslim juga mengapresiasi terobosan Zul-Rohmi memberikan beasiswa belajar ke luar negeri.
"Bapak Gubernur sudah siapkan calon pemimpin masa depan NTB. Sehingga kita tidak capek-capek mencari pemimpin yang berkualitas ke depannya," ujarnya.
Selain itu, program Jumpa Bang Zul-Umi Rohmi juga menurutnya adalah terobosan yang patut diapresiasi. Melalui program ini, pemimpin NTB memberikan ruang kepada masyarakat secara langsung untuk menyampaikan aspirasinya. Karena hal itu merupakan tradisi baru yang belum pernah dilakukan oleh pemerintah sebelumnya.
"Saya sangat apresiasi, yang telah menyiapkan waktu satu hari dalam sepekan kepada masyarakat untuk bertemu langsung dengan Gubernur dan Wagub-nya," sebutnya.
Menurut Ketua PHDI NTB, I Gede Mandra, setiap pemimpin senantiasa meninggalkan jejak pembangunan yang sifatnya monumental. Ia mencontohkan, mulai pemerintahan Gubernur NTB era Gatot Suherman dengan program Gogo Rancah-nya. Kemudian dilanjutkan dengan pemerintahan Gubernur Serinata yang membangun perusahaan Gerbang NTB Emas, dan Gubernur, TGH. M. Zainul Majdi (TGB) yang meninggalkan jejak pembangunan yang monumental yakni Islamic Center.
"Tanpa maksud kami mau membandingkan gubernur yang satu dengan yang lain, tapi setiap gubernur selalu memunculkan program monumentalnya. Nah saya juga yakin pasangan duet Zul-Rohmi ini akan memiliki program monumental yang bisa dikenang oleh masyarakat NTB. Sehingga NTB Gemilang saya harapkan tidak hanya sekadar slogan, tetapi itu nyata," harapnya.
Sementara itu, Ketua Matakin NTB, S. Widjanarko menyampaikan catatannya bahwa pihaknya lebih banyak ikut serta dalam mendukung program pemerintahan Zul-Rohmi yakni NTB Gemilang, lebih pada hal-hal yang sifatnya praktis dan langsung menyentuh masyarakat.
"Jadi kami dari Matakin lebih praktis saja dalam berbuat untuk membantu program pemerintah. Selain bergerak ikut membantu pemerintah dalam penanganan bencana gempa bumi, kami juga melakukan program donor darah, dan berhasil kumpulkan sebanyak 869 kantong darah," katanya.
Sementara itu, Ketua Walubi, I Wayan Sianto, pada kesempatan itu menyampaikan terkait dengan persoalan kehidupan keberagaman yang ada di NTB, khususnya keberagaman agama.
Kerukunan keberagaman itu perlu diciptakan. Karena kalau kerukunan beragama itu tidak ada, pasti akan terjadi ketidakamanan. Karena masalah agama itu sangat sensitif. Nah ini perlu diperhatikan di kemudian hari. Kalau kami di tokoh agama sering ketemu, tapi di masyarakat itu masih kurang, nah ini perlu diperhatikan," katanya.
Dosen UIN Mataram, Dr. Dedy Wahyudin, menegaskan kebijakan ini akan dirasakan manfaatnya di masa yang akan datang.
"Pemaknaan NTB Gemilang itu sangat sinkron dilakukan oleh gubernur dengan menyiapkan pemimpin masa depan melalui beasiswa ke luar negeri. Mungkin 20 atau 30 tahun lagi, baru bisa kita rasakan ketika mereka balik ke sini," ujarnya dalam diskusi satu tahun kepemimpinan Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah di Mataram, Sabtu.
Selain itu, catatan lain yang disampaikan Dedy adalah terkait pentingnya terus membangun komunikasi antarelemen masyarakat. Menurutnya, dukungan berbagai unsur di masyarakat akan sangat penting bagi kesuksesan visi NTB Gemilang.
"Yang tadi disampaikan sudah tidak ada lagi preferensi kelompok organisasi dan seterusnya. Mudahan bisa diwujudkan sehingga gerakan ini bisa disampaikan dengan bahasa yang sama, terutama oleh para tokoh, tuan guru kita, di pengajian, khotbah, ceramah. Sehingga visi dan misi turunan dari NTB Gemilang bisa dirasakan dan jadi gerakan dan hidup di hati setiap masyarakat NTB ini terutama di Lombok," ucap Dedy.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Prof. Saiful Muslim juga mengapresiasi terobosan Zul-Rohmi memberikan beasiswa belajar ke luar negeri.
"Bapak Gubernur sudah siapkan calon pemimpin masa depan NTB. Sehingga kita tidak capek-capek mencari pemimpin yang berkualitas ke depannya," ujarnya.
Selain itu, program Jumpa Bang Zul-Umi Rohmi juga menurutnya adalah terobosan yang patut diapresiasi. Melalui program ini, pemimpin NTB memberikan ruang kepada masyarakat secara langsung untuk menyampaikan aspirasinya. Karena hal itu merupakan tradisi baru yang belum pernah dilakukan oleh pemerintah sebelumnya.
"Saya sangat apresiasi, yang telah menyiapkan waktu satu hari dalam sepekan kepada masyarakat untuk bertemu langsung dengan Gubernur dan Wagub-nya," sebutnya.
Menurut Ketua PHDI NTB, I Gede Mandra, setiap pemimpin senantiasa meninggalkan jejak pembangunan yang sifatnya monumental. Ia mencontohkan, mulai pemerintahan Gubernur NTB era Gatot Suherman dengan program Gogo Rancah-nya. Kemudian dilanjutkan dengan pemerintahan Gubernur Serinata yang membangun perusahaan Gerbang NTB Emas, dan Gubernur, TGH. M. Zainul Majdi (TGB) yang meninggalkan jejak pembangunan yang monumental yakni Islamic Center.
"Tanpa maksud kami mau membandingkan gubernur yang satu dengan yang lain, tapi setiap gubernur selalu memunculkan program monumentalnya. Nah saya juga yakin pasangan duet Zul-Rohmi ini akan memiliki program monumental yang bisa dikenang oleh masyarakat NTB. Sehingga NTB Gemilang saya harapkan tidak hanya sekadar slogan, tetapi itu nyata," harapnya.
Sementara itu, Ketua Matakin NTB, S. Widjanarko menyampaikan catatannya bahwa pihaknya lebih banyak ikut serta dalam mendukung program pemerintahan Zul-Rohmi yakni NTB Gemilang, lebih pada hal-hal yang sifatnya praktis dan langsung menyentuh masyarakat.
"Jadi kami dari Matakin lebih praktis saja dalam berbuat untuk membantu program pemerintah. Selain bergerak ikut membantu pemerintah dalam penanganan bencana gempa bumi, kami juga melakukan program donor darah, dan berhasil kumpulkan sebanyak 869 kantong darah," katanya.
Sementara itu, Ketua Walubi, I Wayan Sianto, pada kesempatan itu menyampaikan terkait dengan persoalan kehidupan keberagaman yang ada di NTB, khususnya keberagaman agama.
Kerukunan keberagaman itu perlu diciptakan. Karena kalau kerukunan beragama itu tidak ada, pasti akan terjadi ketidakamanan. Karena masalah agama itu sangat sensitif. Nah ini perlu diperhatikan di kemudian hari. Kalau kami di tokoh agama sering ketemu, tapi di masyarakat itu masih kurang, nah ini perlu diperhatikan," katanya.