Mataram (ANTARA) - Komunitas pencinta alam dan lingkungan Blue Green Indonesia menyarankan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sementara menyetop kegiatan pendakian Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, sampai kondisi kawasan konservasi tersebut pulih.
"Kondisi Gunung Rinjani sebenarnya belum bisa dikatakan pulih, karena jalur pendakian masih rusak parah akibat gempa bumi pada 2018 dan kebakaran hutan beberapa waktu lalu," kata Ketua Umum Blue Green Indonesia Dian Sandi Utama dalam siaran pers komunitas yang diterima di Mataram, Jumat.
Blue Green Indonesia, menurut dia, menyampaikan saran penghentian sementara aktivitas pendakian Gunung Rinjani berdasarkan beberapa pertimbangan, termasuk kondisi jalur pendakian Rinjani yang masih memprihatinkan setelah beberapa kejadian bencana alam.
"Itulah sebabnya, kami meminta aktivitas pendakian dihentikan dulu sementara waktu," kata Dian.
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, ia mengatakan, mestinya masuk tahap pemulihan menjelang datangnya musim penghujan.
"Beberapa minggu ke depan itu sebenarnya waktu yang tepat untuk program pemulihan, seperti reboisasi dan perbaikan jalur-jalur pendakian," katanya.
Ia menambahkan kerusakan kawasan gunung akibat bencana alam membutuhkan waktu untuk pulih dan kegiatan pendakian pada waktu yang tidak tepat bisa mengganggu proses pemulihan kawasan.
"Ingat juga, Gunung Rinjani itu kawasan konservasi. Jangan melihat dari sudut pandang sebagai objek wisata semata," katanya.
Aparat Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) bersama TNI-Polri dan pelaku wisata melakukan pendakian Gunung Rinjani dari 1 sampai 4 November 2019 untuk memastikan jalur pendakian aman bagi pengunjung dan tidak ada lagi titik api di kawasan konservasi tersebut.
Kepala BTNGR Dedy Asriady menjelaskan, pengecekan tersebut penting dilakukan untuk memastikan keamanan jalur pendakian menyusul kebakaran di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Rinjani selama beberapa hari sejak Sabtu (19/10) yang memicu penutupan seluruh jalur pendakian sejak 20 Oktober 2019 hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Dedy mengatakan bahwa hasil survei jalur pendakian Gunung Rinjani akan dibahas dan dijadikan sebagai masukan dalam membuat keputusan bersama mengenai pembukaan kembali jalur pendakian.
"Jika memungkinkan maka jalur pendakian akan dibuka pada Selasa (5/11), namun tetap terbatas hanya sampai di Pelawangan dan tidak boleh sampai ke Danau Segara Anak. Bisa juga sampai ke puncak gunung, tapi tidak boleh juga ke danau," kata Dedy.
"Kondisi Gunung Rinjani sebenarnya belum bisa dikatakan pulih, karena jalur pendakian masih rusak parah akibat gempa bumi pada 2018 dan kebakaran hutan beberapa waktu lalu," kata Ketua Umum Blue Green Indonesia Dian Sandi Utama dalam siaran pers komunitas yang diterima di Mataram, Jumat.
Blue Green Indonesia, menurut dia, menyampaikan saran penghentian sementara aktivitas pendakian Gunung Rinjani berdasarkan beberapa pertimbangan, termasuk kondisi jalur pendakian Rinjani yang masih memprihatinkan setelah beberapa kejadian bencana alam.
"Itulah sebabnya, kami meminta aktivitas pendakian dihentikan dulu sementara waktu," kata Dian.
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, ia mengatakan, mestinya masuk tahap pemulihan menjelang datangnya musim penghujan.
"Beberapa minggu ke depan itu sebenarnya waktu yang tepat untuk program pemulihan, seperti reboisasi dan perbaikan jalur-jalur pendakian," katanya.
Ia menambahkan kerusakan kawasan gunung akibat bencana alam membutuhkan waktu untuk pulih dan kegiatan pendakian pada waktu yang tidak tepat bisa mengganggu proses pemulihan kawasan.
"Ingat juga, Gunung Rinjani itu kawasan konservasi. Jangan melihat dari sudut pandang sebagai objek wisata semata," katanya.
Aparat Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) bersama TNI-Polri dan pelaku wisata melakukan pendakian Gunung Rinjani dari 1 sampai 4 November 2019 untuk memastikan jalur pendakian aman bagi pengunjung dan tidak ada lagi titik api di kawasan konservasi tersebut.
Kepala BTNGR Dedy Asriady menjelaskan, pengecekan tersebut penting dilakukan untuk memastikan keamanan jalur pendakian menyusul kebakaran di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Rinjani selama beberapa hari sejak Sabtu (19/10) yang memicu penutupan seluruh jalur pendakian sejak 20 Oktober 2019 hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Dedy mengatakan bahwa hasil survei jalur pendakian Gunung Rinjani akan dibahas dan dijadikan sebagai masukan dalam membuat keputusan bersama mengenai pembukaan kembali jalur pendakian.
"Jika memungkinkan maka jalur pendakian akan dibuka pada Selasa (5/11), namun tetap terbatas hanya sampai di Pelawangan dan tidak boleh sampai ke Danau Segara Anak. Bisa juga sampai ke puncak gunung, tapi tidak boleh juga ke danau," kata Dedy.