Mataram (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berkomitmen mempercepat operasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas dan Uap (PLTMGU) Lombok Peaker dan pemeliharaan beberapa pembangkit sebagai upaya memenuhi kebutuhan daya listrik di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pelanggan," kata Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mataram, Dony Noor Gustiarsyah, kepada wartawan di Mataram, Senin.
Ia menjelaskan, dalam kondisi normal, sistem kelistrikan Lombok memiliki daya mampu sebesar 270 Mega Watt (MW), dengan beban puncak mencapai 259 MW. Dengan adanya pemeliharaan pembangkit dan menurunnya kemampuan beberapa pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) membuat daya mampu sistem kelistrikan Lombok saat ini hanya sebesar 223 MW, sehingga Lombok memiliki defisit daya listrik sebesar 36 MW.
Beberapa upaya yang dilakukan PLN untuk memenuhi kebutuhan daya listrik antara lain, dengan mempercepat pengoperasian PLTMGU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW. PLTMGU Lombok Peaker direncanakan dapat memperkuat sistem kelistrikan Lombok pada akhir Desember 2019.
Selain itu, PLN juga mempercepat proses pemeliharaan beberapa unit pembangkit yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ampenan, dan PLTD Paokmotong, yang saat ini sedang memasuki masa pemeliharaan.
"Pemeliharaan ini terpaksa kami lakukan untuk menghindari kerusakan yang aan menyebabkan pemadaman meluas. Kami akan berupaya maksimal, 24 jam lakukan pemeliharaan agar pembangkit yang ada bisa secepatnya kembali memasok listrik," ujar Dony.
Selain pemeliharaan, kata dia, beberapaPLTMH juga tidak dapat beroperasi maksimal akibat menurunnya debit air. Pada saat normal, seluruh PLTMH dapat memasok daya hingga 8,5 MW, saat ini hanya mampu memasok daya listrik sebesar 3,5 MW. Terdapat penurunan daya mampu sebesar 5 MW.
Pertumbuhan penggunaan beban listrik di NTB, dalam beberapa bulan terakhir cukup signifikan. Pada Januari 2019, beban hanya mencapai 225 MW, dan saat ini telah meningkat menjadi 259 MW atau naik sebesar 34 MW dalam kurun waktu 10 bulan.
"Kami mohon masyarakat untuk sementara waktu dapat bijak menggunakan listrik untuk mengurangi pemadaman. Kami juga mohon doa agar seluruh proses yang kami lakukan untuk menormalkan sistem kelistrikan Lombok dapat berjalan lancar," kata Dony.
"Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pelanggan," kata Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mataram, Dony Noor Gustiarsyah, kepada wartawan di Mataram, Senin.
Ia menjelaskan, dalam kondisi normal, sistem kelistrikan Lombok memiliki daya mampu sebesar 270 Mega Watt (MW), dengan beban puncak mencapai 259 MW. Dengan adanya pemeliharaan pembangkit dan menurunnya kemampuan beberapa pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) membuat daya mampu sistem kelistrikan Lombok saat ini hanya sebesar 223 MW, sehingga Lombok memiliki defisit daya listrik sebesar 36 MW.
Beberapa upaya yang dilakukan PLN untuk memenuhi kebutuhan daya listrik antara lain, dengan mempercepat pengoperasian PLTMGU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW. PLTMGU Lombok Peaker direncanakan dapat memperkuat sistem kelistrikan Lombok pada akhir Desember 2019.
Selain itu, PLN juga mempercepat proses pemeliharaan beberapa unit pembangkit yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ampenan, dan PLTD Paokmotong, yang saat ini sedang memasuki masa pemeliharaan.
"Pemeliharaan ini terpaksa kami lakukan untuk menghindari kerusakan yang aan menyebabkan pemadaman meluas. Kami akan berupaya maksimal, 24 jam lakukan pemeliharaan agar pembangkit yang ada bisa secepatnya kembali memasok listrik," ujar Dony.
Selain pemeliharaan, kata dia, beberapaPLTMH juga tidak dapat beroperasi maksimal akibat menurunnya debit air. Pada saat normal, seluruh PLTMH dapat memasok daya hingga 8,5 MW, saat ini hanya mampu memasok daya listrik sebesar 3,5 MW. Terdapat penurunan daya mampu sebesar 5 MW.
Pertumbuhan penggunaan beban listrik di NTB, dalam beberapa bulan terakhir cukup signifikan. Pada Januari 2019, beban hanya mencapai 225 MW, dan saat ini telah meningkat menjadi 259 MW atau naik sebesar 34 MW dalam kurun waktu 10 bulan.
"Kami mohon masyarakat untuk sementara waktu dapat bijak menggunakan listrik untuk mengurangi pemadaman. Kami juga mohon doa agar seluruh proses yang kami lakukan untuk menormalkan sistem kelistrikan Lombok dapat berjalan lancar," kata Dony.