London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan kembali bekerja pada hari Senin, setelah pulih dari kasus virus corona yang menyebabkannya menjalani perawatan intensif selama tiga malam pada awal April.
Johnson, 55, akan kembali memegang kendali pemerintahan di tengah kemerosotan ekonomi akibat pemberlakuan karantina wilayah yang bertujuan untuk menahan penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19, serta meningkatnya jumlah kematian.
Hingga Sabtu, Inggris telah mencatat lebih dari 20.000 kematian akibat COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru.
Kritik berkembang atas respons pemerintah terhadap pandemi ini, terkait keterbatasan pengujian terhadap tes kesehatan dan juga kekurangan peralatan perlindungan bagi pekerja medis dan perawat.
Pemimpin Inggris dihadapkan pada pertanyaan tentang bagaimana negara akan mengurangi pembatasan sosial tanpa gelombang infeksi kedua yang mematikan.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Inggris mendesak warga Inggris untuk tetap berpegang pada aturan karantina wilayah
Namun banyak anggota parlemen ingin pembatasan dilonggarkan agar kegiatan ekonomi pulih kembali.
Sejumlah analis memperkirakan Ekonomi Inggris akan memasuki resesi terdalamnya dalam lebih dari 300 tahun.
Johnson dibawa ke Rumah Sakit St Thomas di London pusat menderita gejala COVID-19 pada 5 April, dan menghabiskan waktu selama empat hari yaitu 6-9 April dalam perawatan intensif.
Reuters
Berita Terkait
Banyak anggota parlemen Inggris tak dukung mosi terhadap PM Johnson
Selasa, 19 Juli 2022 17:37
Dolar merangkak menguat karena para pedagang tunggu data utama AS
Jumat, 8 Juli 2022 6:36
Boris Johnson mengundurkan diri menjabat PM Inggris
Kamis, 7 Juli 2022 19:55
PM Inggris Boris Johnson nyatakan akan mundur
Kamis, 7 Juli 2022 8:47
Indonesia-Inggris sepakati perkuat kerja sama bidang EBT
Selasa, 28 Juni 2022 6:09
Eks penasihat ungkapkan alasan Boris Johnson hentikan "lockdown"
Selasa, 20 Juli 2021 9:40
PM Inggris berharap klub-klub mengikuti langkah Chelsea dan City
Rabu, 21 April 2021 3:32
Manakala "lockdown" tidak lagi hentikan Liga Inggris
Selasa, 5 Januari 2021 16:52