Mataram (ANTARA) - Corona bukan hanya masalah Indonesia tapi juga masalah dunia. Ya, corona adalah sebuah masalah di satu sisi. Tapi bagi seorang penggiat musik keroncong di Mataram, masa-masa pandemi corona saat ini justru membuahkan beberapa karya lagu dan juga sebuah gagasan positif.
Erwin S Quintyasmoro adalah salah seorang pegiat keroncong di Mataram. Tahun 1995 pernah menjadi Juri Bintang Radio di RRI Mataram untuk jenis Lagu Keroncong. Tahun 2014 sukses menyelenggarakan Lomba Vocal Group Lagu Keroncong; lomba menyanyikan legu keroncong dalam kesaman vocal group, sebuah upaya terobosan mendekatkan keroncong pada kalangan remaja. Menggelar sebuah Konser Musik “Kepak Keroncong Mataram” tahun 2017, sebuah konser musik keroncong berbayar pertama kali di NTB. Dan masih banyak lagi karya (kegiatan) tentang musik keroncong yang digagas dan di realisasikan, termasuk menggelar Lomba Keroncong Sasambo 2017 dan 2018, serta membentuk grup musik keroncong anak-anak muda Mataram: MAKRO-C (Mataram Kroncong Community) pada awal April 2019.
Saat TGKH Zainuddin Abdul Madjid mendapat gelar Pahlawan Nasional, Erwin tergerak untuk mengabadikannya dalam sebuah lagu. Maka, terciptalah lagu Langgam Pahlawanku yang dibawakan pertama kali di Harlah NWDI di Pancor pada Juli 2019 lalu. Dan lagu ini sudah terdaftar di Hak Cipta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Nomor Pencatatan: 000178038.
Berangkat dari situlah kemudian Erwin bergiat diri membuat karya-karya lagu dengan genre keroncong. Karya-karya lagu lainnya yang telah tercipta di antaranya: Kr. Pesona Teluk Saleh, Lgm. Pante Senggigi, Kr. Bumi Sasak Tersentak, Lgm. Puspa Wangi, Lgm. Rinjani, Kr. Tambora. Khusus untuk Kr. Tambora diciptakan saat “stay at home/work from home” menghadapi pandemi corona ini. Corona memang virus mematikan tetapi bagi Erwin corona mampu “menghidupkan” imajinasinya dalam membuat karya-karya lagu keroncong.
Memang belum semua lagu tersebut dikenal oleh masyarakat dan komunitas keroncong di Mataram, apalagi di Indonesia. Tetapi, sekali lagi, saat “diam di rumah” Erwin mempunyai gagasan bagaimana lagu-lagu tersebut bisa tersosialisasikan. Karena syair/content lagu-lagu tersebut berbicara tentang potensi NTB maka, Erwin mempunyai pemikiran sekaligus harapan agar pihak DPRD Provinsi NTB berkenan merekam lagu-lagu tersebut dan menggandakannya untuk kepentingan sebuah gift/souvenir bagi DPRD Provinsi NTB yang dapat diberikan kepada siapa saja. Dan ketika berpikir demikian, Erwin lantas membuat lagu yang berjudul “Wakil Rakyat NTB”.
Kenapa keroncong dan mengapa melalui DPRD NTB?
Semua kita tahu belaka bahwa keroncong adalah salah satu aset budaya Indonesia tetapi keberadaannya masih kalah jauh dengan jenis musik lainnya (jazz, rock, pop, dangdut, reggae, dll). Kondisi inilah yang membuat seorang Erwin selalu dan selalu mengusung irama keroncong dalam setiap gerak kesenimanannya, baik dalam berkarya cita lagu maupun membuat kegiatan. Karena itu Erwin ingin mengombiasikan/ mengolaborasikan antara aset nasional (keroncong) dengan aset lokal NTB (syair lagu-lagu berbahasa daerah NTB maupun tentang potensi NTB).
Jika gagasan ini disetujui dan bisa direalisasikan menjadi sebuah souvenir maka, secara tidak langsung, melalui lagu, tentang DPRD Provinsi NTB dan berbagai potensi NTB bisa diketahui oleh siapapun yang menerima cendera mata ini. Contoh kecil, tidak semua kita tahu dan pernah mengunjungi Bengawan Solo tetapi kita menjadi tahu tentang sungai itu dari lagu karya Gesang tersebut. Demikian juga dengan lagu-lagu itu nantinya. Diharapkan akan banyak masyarakat dan bangsa Indonesia yang menjadi tahu tentang Gunung Rinjani, Gunung Tambora, Pantai Senggigi, Teluk Saleh, Pahlawan Nasional asal NTB: TGKH Zainuddin Abdul Madjid, dan sebagainya. Pada sisi lain, cendera mata dalam bentuk CD lagu itu bisa menjadi media publikasi dan promosi pariwisata NTB.
Erwin juga mengatakan bahwa agar souvenir (: CD Lagu Wakil Rakyat NTB) lebih diapresiasi oleh banyak orang dan banyak pihak maka, lagu-lagu tersebut juga dinyayikan oleh icon keroncong Indonesia; Sundari Soekotjo. Selain itu juga akan melibatkan penyanyi asal NTB yang pernah memperoleh gelar Juara III Nasional Lomba Tembang Keroncong Tahun 2017. Terkait memilih Sundari Soekotjo, dalam hal ini, adalah sebuah strategi promosi.
Semoga harapan Erwin bisa terwujud. Sebuah optimisme yang “hidup” dalam menghadapi corona yang “mematikan”.
Berita Terkait
Grup musik keroncong Garasi menghibur publik Lombok Barat
Rabu, 9 Maret 2022 16:05
Saat musik keroncong, melukis, dan tari dalam satu panggung "Merdeka Berkreasi"
Rabu, 19 Agustus 2020 18:10
Musik keroncong warnai HUT ke-84 Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah
Minggu, 28 Juli 2019 22:53
Membumikan keroncong di Kota Mataram melalui "MAKRO-C"
Senin, 22 Juli 2019 15:51
Malam Minggu, musik keroncong akan warnai Kota Mataram
Jumat, 19 Juli 2019 17:48
Musisi Legenda Mus Mulyadi yang dijuluki "Buaya Keroncong" tutup usia
Kamis, 11 April 2019 11:09
KESULITAN REGENERASI MENGHAMBAT PELESTARIAN MUSIK KERONCONG
Minggu, 12 Juli 2009 8:13
Penggunaan nama individu jauh lebih kuat dicantumkan dalam hak cipta karya
Minggu, 3 November 2024 19:45