ARAK-ARAKAN "PERAJE" MERIAHKAN MAULID DI MATARAM

id

Mataram, (ANTARA) - Arak-arakan tujuh buah "peraje" yang ditunggangi oleh seorang anak kecil dan dipikul oleh sejumlah remaja memeriahkan suasana perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB).
'Peraje' adalah sebuah tandu dengan berbagai bentuk, mulai dari bentuk sepeda motor, mobil--mobilan dan binatang yang terbuat dari anyaman bambu dan kertas semen yang sudah didesain dan dicat sedemikian rupa.
Arak-arakan 'peraje' tersebut menjadi tradisi warga Dasan Agung Kota Mataram, NTB, setiap tahun pada saat perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dengan tujuan untuk memberikan rasa senang kepada anak-anak yang ditandu sekaligus sebagai acara hiburan bagi warga Dasan Agung.
Peraje tersebut diarak mengelilingi Kelurahan Dasan Agung mulai dari dalam kampung menuju jalan Langko, Udayana dan berakhir kembali ke dalam kampung.
Menurut salah seorang warga, Zohrudin (38), biaya untuk membuat satu buah 'peraje' hampir mencapai Rp2 juta, oleh sebab itu pembuatannya banyak dilakukan oleh warga yang tergolong mampu dan mempunyai anak kecil yang akan menjadi penunggangnya (anak yang ditandu).
"Proses membuat satu 'peraje' membutuhkan biaya yang lumayan banyak dan waktu pembuatannya juga bisa sampai dua minggu," katanya.
Dia mengatakan, awalnya tradisi ini dikhususkan bagi anak-anak yang disunat pada bulan maulid, agar mereka merasa terhibur dan melupakan rasa sakit yang dialami setelah selesai disunat.
"Namun sekarang siapa yang mampu meskipun anaknya belum disunat tidak masalah," katanya
Selain arak-arakan 'peraje', warga Kota Mataram juga memeriahkan maulid dengan megadakan berbagai macam hiburan seperti lomba panjat pinang, makan kerupuk, dan 'pantok kemek' atau memukul kendi ukuran kecil berisi air yang digantung.
Perayaan maulid biasanya diselenggarakan di Kota Mataram sebulan penuh secara bergantian dari satu kampung ke kampung lain.
Misalnya sepuluh kampung di Kelurahan Dasan Agung, Mataram, mulai 12 Rabiul Awal atau 9 Maret 2009 menyelenggarakan perayaan maulid yang dimulai dari Kampung Pejeruk.
Persiapan maulid sudah dilakukan warga Kota Mataram sejak dua pekan sebelumnya dengan mambuat aneka ragam kue tradisional seperti "tarek", "ladran", "kaliadem", "iwel" dan wajik. (*)


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.