Jakarta (ANTARA) - Rasa khawatir dan cemas tidak hanya dirasakan oleh orangtua saat pandemi COVID-19, anak-anak pun bisa menunjukkan gejala stres yang sayangnya sering diabaikan.
Psikolog klinis anak dan keluarga dari Halodoc, Samanta Elsener mengatakan bahwa anak tidak seperti orang dewasa yang dapat mengungkapkan perasaannya dengan mudah. Oleh karenanya, orangtua harus peka terhadap perubahan perilaku anak.
"Kita benar-benar harus bisa melihat dari perilakunya, apa yang berubah dari anak," ujar Samantan dalam webinar "Healthy Kids Healthy Family" pada Sabtu.
Gelaja umum yang menunjukkan anak mengalami gangguan kesehatan mental di antaranya adalah emosi naik-turun, tidak mau sekolah (jika sudah usia sekolah), demotivasi, pola tidur berubah dan tiba-tiba pilih-pilih makanan.
Di sini, peran orangtua adalah memastikan bahwa kebutuhan anak bisa terpenuhi dan emosinya tersalurkan. Orangtua juga harus bisa berkomunikasi dengan anak dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.
"Mau enggak mau ya orangtua harus jeli melihat kebutuhan anak, anak butuhnya apa sih, apakah kalau cranky aja kita udah bisa kita klasifikasikan sebagai anak yang lagi stres atau dia mengalami fase-fase sensory meltdown (tantrum) atau kelebihan informasi-informasi yang diproses di otak tengah," kata Samanta.
Samanta juga menyebutkan beberapa gejala lain yang lebih berat saat anak mengalami gangguan kesehatan mental seperti mulai ngompol padahal sudah lulus toilet training hingga melakukan sleep walking atau tidur berjalan.
"Itu indikasi ada kecemasan yang dirasakan oleh anak dan mengganggu dirinya. Lalu ada juga kondisi-kondisi yang mereka banting-banting barang, biasanya enggak pernah terus sekarang banting barang," ujar Samanta.
Jika beberapa gejala di atas dialami oleh anak, maka orangtua disarankan untuk melakukan konsultasi ke psikolog atau psikiater.
"Tantangan-tantangan ini tidak hanya dialami oleh para orangtua di situasi pandemi. Orangtua sebaiknya mencari informasi terus, jangan yang enggak akurat tapi yang valid. Kalau dirasa informasinya kurang tolong jadwalkan dengan ahlinya agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai," katanya.
Berita Terkait
Psikolog sebut anak bisa depresi mengalami stres berkepanjangan
Minggu, 5 Maret 2023 12:47
Kak Seto: Hadapi COVID-19 dengan Gembira
Sabtu, 25 April 2020 12:26
JANGAN REMEHKAN STRES PADA ANAK
Jumat, 23 Maret 2012 13:59
ANAK STRES BAKAR RUMAH SENDIRI
Rabu, 25 Maret 2009 17:02
Berikut gejala gangguan mental pada ibu seusai melahirkan
Senin, 18 Maret 2024 16:41
Caleg perlu hati-hati, Gangguan mental pascapemilu perparah kondisi kesehatan
Rabu, 14 Februari 2024 8:11
Aktor Nanon impikan peran detektif hingga gangguan mental
Sabtu, 30 September 2023 21:43
BKKBN mengingatkan peran keluarga untuk cegah anak gangguan mental emosional
Jumat, 4 Agustus 2023 7:12