Mendag dorong ekspor bertemu Dubes RI untuk Kuwait

id Ekspor,kuwait

Mendag dorong ekspor  bertemu Dubes RI untuk Kuwait

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong ekspor Indonesia ke Kuwait saat bertemu Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kuwait Lena Maryana Mukti di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. ANTARA/HO-Biro Humas Kementerian Perdagangan

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong ekspor Indonesia ke Kuwait saat bertemu Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kuwait Lena Maryana Mukti di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Dalam pertemuan ini, Mendag Zulhas menegaskan bahwa peningkatan ekspor Indonesia ke Kuwait bisa dilakukan melalui Uni Emirat Arab dengan memanfaatkan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE-CEPA) yang telah disepakati.
 

"Kuwait merupakan pasar ekspor potensial bagi Indonesia. Apalagi dengan adanya persetujuan IUAE-CEPA yang merupakan momentum untuk meningkatkan perdagangan dan menjadikan UAE sebagai hub bagi produk Indonesia masuk ke pasar Timur Tengah lainnya, termasuk Kuwait dan negara kawasan Teluk yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council," kata Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, persetujuan tersebut ditandatangani Mendag dan Menteri Ekonomi Uni Emirat Arab (UEA) Abdulla bin Touq Al Marri di Abu Dhabi, UEA, pada 1 Juli 2022 lalu. Pertukaran naskah persetujuan disaksikan Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al Shatie.

Baca juga: Presiden lantik Mendag Zulkifli Hasan dan Menteri ATR Hadi Tjahjanto
Baca juga: Mendag mendorong perluasan pasar ekspor furnitur


Mendag Zulhas menegaskan IUAE-CEPA menjadi salah satu kesepakatan strategis bagi Indonesia karena negara tersebut merupakan hub untuk memasuki kawasan Timur Tengah, terutama negara di Afrika.

Selain itu, tegas Mendag, Persetujuan IUAE-CEPA menjadi salah satu prioritas Kementerian Perdagangan karena memiliki efek cukup besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). "Diharapkan pelaku UKM dapat memanfaatkan peluang penghapusan tarif bea masuk untuk menggencarkan ekspor produk unggulan ke pasar tersebut," ucapnya.

Sementara itu, Dubes Lena menyampaikan Kuwait merupakan salah satu negara dengan aktivitas impor sangat tinggi di kawasan. "Hal ini tentunya menjadi kesempatan bagi produk unggulan Indonesia untuk memperluas pasar di Kuwait," ungkapnya.

Pada periode Januari-Mei 2022, total perdagangan Indonesia-Kuwait tercatat sebesar 136,3 juta dolar AS. Sementara pada 2021, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar 395,4 juta dolar AS.

Ekspor produk nonmigas Indonesia ke Kuwait yakni kendaraan 1.000-3.000 cc, suku cadang, kendaraan, papan kayu, bubur kayu, kayu lapis, produk perikanan, serta kertas. Sedangkan, impor Indonesia dari Kuwait di antaranya polimer etilen, belerang, serat kaca, natrium hidroksida, serta ban dalam dari karet.