Kuala Lumpur (ANTARA) - Departemen Statistik Malaysia (DOSM) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2022 mengalami kenaikan 3,4 persen (year-on-year/y-o-y) menjadi 127,4 dari 123,2 pada bulan yang sama 2021.
DOSM mencatat peningkatan itu melampaui rata-rata inflasi periode Januari 2011 hingga Juni 2022 sebesar 1,9 persen. Dalam pernyataan tertulisnya, di Kuala Lumpur, Jumat, Kepala Statistik Malaysia Mohd Uzir Mahadin mengatakan, indeks makanan naik 6,1 persen dan tetap menjadi kontributor utama kenaikan inflasi pada Juni 2022.
Sementara itu, semua kelompok lain kecuali komunikasi juga mencatat kenaikan dan menyebabkan inflasi secara keseluruhan 3,4 persen, ujar dia. Transportasi meningkat 5,4 persen diikuti oleh kelompok restoran dan hotel sebesar lima persen, aneka barang dan jasa meningkat 2,2 persen, jasa rekreasi dan budaya naik 2,2 persen, selain itu perabotan rumah tangga, peralatan dan pemeliharaan juga meningkat 3,4 persen.
Mengulas mengenai laporan tersebut, Mohd Uzir menjelaskan, pada Juni 2022 semua subkelompok makanan dan minuman bukan alkohol menunjukkan peningkatan antara 2,8 persen hingga 11,9 persen. Sedangkan ayam, dengan bobot terbesar pada subkelompok daging, meningkat 17,2 persen dibandingkan kenaikan 13,4 persen pada Mei 2022.
Baca juga: Disnaker NTB dapat pesanan PMI, meski sementara ke Malaysia ditutup
Baca juga: Penyetopan pengiriman CPMI ke Malaysia untuk perlindungan
Ayam, dengan bobot terbesar pada subkelompok daging, meningkat 17,2 persen dibandingkan kenaikan 13,4 persen pada Mei 2022. Sedangkan pada subkelompok sayuran meningkat delapan persen pada Juni 2022, dan pada subkelompok susu, keju dan telur naik 12,7 persen pada periode sama.
Pada kelompok transportasi terutama disebabkan kenaikan harga rata-rata bensin tanpa timbal RON97 sebesar 80 persen, pada harga 4,77 ringgit Malaysia (RM) atau setara Rp16.045,77 per liter dibandingkan dengan RM2,65 atau sekitar Rp9.312 per liter pada bulan yang sama tahun 2021.
Kenaikan harga minyak tersebut merupakan dampak dari kenaikan harga minyak mentah Brent sebesar 64,3 persen menjadi 120,08 dolar AS atau sekitar Rp1.799.398 per barel pada Juni 2022. Inflasi triwulan II 2022 naik 2,8 persen menjadi 126,6 dari 123,1 pada triwulan yang sama tahun 2021. Sebagai perbandingan triwulanan, inflasi meningkat sebesar 1,1 persen dibandingkan triwulan I 2022 yang peningkatannya mencapai 0,9 persen.
Jika dibandingkan dengan inflasi bulan Juni 2022 di beberapa negara lain, maka tingkat inflasi di Malaysia yang mencapai 3,4 persen (y-o-y) tersebut memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan China yang mencapai 2,5 persen. Namun demikian masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Thailand yang mencapai 7,7 persen, Filipina 6,1 persen, Korea Selatan enam persen, Indonesia 4,4 persen, dan Amerika Serikat yang mencapai 9,1 persen pada periode sama.
Sedangkan negara yang mencatat kenaikan inflasi dua digit pada Juni 2022 yakni Argentina mencapai 64 persen, Sri Lanka sebesar 58,9 persen, dan Pakistan yang mencapai 21,3 persen.
Berita Terkait
PM Malaysia: Kabinet akan bentuk Satgas Khusus Jihad
Kamis, 30 Juni 2022 4:47
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21