Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pertambangan nikel PT Vale Indonesia mendukung upaya pengembangan pertanian padi organik yang dilakukan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy menyatakan, pada 2021 pihaknya menyalurkan bantuan sebesar Rp40 miliar untuk pengembangan masyarakat dan peningkatan fasilitasi sosial yang salah salah satu program utamanya adalah pertanian organik di sekitar area pertambangan.
"Sejak 2015, kami menjadikan pertanian organik sebagai salah satu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang terfokus untuk mendukung pengembangan masyarakat lokal," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Pada 2021, lanjutnya, terdapat 43.205 penerima bantuan langsung dan kurang lebih 172.820 penerima bantuan tidak langsung dari seluruh program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di seluruh wilayah operasional perusahaan.
Salah satu program PPM yang menjadi fokus adalah penerapan konsep System of Rice Intensification (SRI) Organik di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Dikatakannya, metode SRI Organik telah berhasil mengurangi ketergantungan petani terhadap produk kimia, seperti pupuk dan pestisida. Kebutuhan akan pupuk dan pestisida kimia yang relatif mahal, tambahnya, membuat petani seringkali menunggu bantuan dari pemerintah atau pihak lainnya.
Selain itu, praktik-praktik ini sangat tidak berkelanjutan karena pestisida terbukti berbahaya bagi lingkungan dan dapat mencemari tanah, air, rumput, dan tumbuh-tumbuhan lainnya. "Faktor-faktor tersebut menjadi salah satu alasan mengapa kami menggalakkan program SRI Organik untuk tanaman padi," katanya.
Petani telah merasakan dampak positif dari inisiatif pertanian organik PTVI. Setelah mengikuti pelatihan SRI Organik, petani dapat membuat kompos dan pestisida dari bahan alami yang jauh lebih hemat dan tentunya ramah lingkungan.
Baca juga: Komitmen MIND ID menuju pengurangan emisi 15,8 persen
Baca juga: Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-77, PLN raih lima penghargaan di sektor ESDM
Petani dari Desa Puubunga, Kecamatan Baula, Luwu Timur Onang Sumarna, mengatakan para petani telah merasakan dampak positif kehadiran program SRI Organik. Program pertanian organik, lanjutnya, lebih hemat secara biaya dan lahan dibandingkan dengan metode konvensional. Metode SRI Organik hanya membutuhkan 3-5 kg benih untuk menghasilkan 1,2 ton beras di lahan seluas 0,3 hektar. "Apabila dibandingkan dengan metode konvensional, dibutuhkan sekitar 7-10 kg benih untuk hasil dan penggunaan lahan yang sama," katanya.
Berita Terkait
Paslon Koster-Giri genjot pertanian organik tingkatkan produktifitas tanah
Kamis, 21 November 2024 8:29
Pertanian padi organik di Ngawi moncer pada masa Mas Ony
Sabtu, 19 Oktober 2024 17:01
Pertanian organik akselerasi pemajuan industri agro
Minggu, 25 Agustus 2024 4:35
Petani NTB kembangkan tanam vanili organik
Kamis, 15 Juni 2023 8:12
Distan Mataram mengoptimalkan pengolahan tanah tingkatkan produksi padi
Rabu, 7 Juni 2023 16:46
Program UPPO tekan biaya dan tingkatkan hasil panen
Selasa, 11 April 2023 15:28
Klungkung Bali salurkan 2.3 ton pupuk kompos pertanian organik
Sabtu, 1 April 2023 20:30
Binaan BI NTB mendapat pesanan Rp24 miliar di pameran pertanian AS
Selasa, 17 Januari 2023 21:03