Kuala Lumpur (ANTARA) - Konsulat RI Tawau dan Rektor Universitas Terbuka (UT) Jakarta mewisuda 21 mahasiswa S1 dari Kelompok Belajar (Pokjar) Tawau. Kepala Perwakilan RI Tawau Heni Hamidah dalam keterangan pers di Tawau, Minggu, mengatakan wisuda tersebut menjadi wisuda pertama yang dilaksanakan di Konsulat RI (KRI) Tawau.
Wisuda itu dilaksanakan bersama Rektor UT Jakarta Ojat Darojat dan dihadiri keluarga mahasiswa, staf KRI Tawau, dan Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) UT Perdamean Daulay.
Para peserta wisuda, kata Heni, semuanya adalah lulusan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang sebagian besar merupakan warga negara Indonesia (WNI).
Mereka selama ini bertugas sebagai guru lokal atau guru bantu di pusat pembelajaran masyarakat (community learning center/CLC) yang mendidik anak-anak WNI atau pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Sabah, khususnya di wilayah kerja KRI Tawau yang meliputi Tawau, Kalabakan, Kunak, Semporna dan Lahad Datu.
Heni mengatakan lulusan terbaik diraih Nor Asiyah dengan nilai IPK 3,37. UT Pokjar Tawau, kata dia, dibentuk pada 2015 di bawah Koordinasi Bidang Kerja Fungsi Penerangan Sosial Budaya KRI Tawau.
Sejak pertama kali dibuka, UT Pokjar Tawau mengalami beberapa kali perubahan induk kepengurusan dan kini berada di bawah UT Pusat. Dia mengatakan awalnya UT Pokjar Tawau hanya melayani perkuliahan bagi 23 mahasia penerima beasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk program S1 PGSD.
Sebagian besar dari mereka adalah para guru CLC setempat, yang ingin meningkatkan kapasitas dan kompetensi guna mendukung tugasnya sebagai pengajar bersama para guru bina (tenaga pendidik yang ditugaskan Kemdikbud RI).
Baca juga: Universitas Terbuka selenggarakan INNODEL 2022 di Bali
Baca juga: Universitas Terbuka lakukan transformasi menjadi ekosistem pembelajaran digital
Pada 26 April 2018 perjanjian kerja sama ditandatangani oleh KRI Tawau dan UT sebagai dasar hukum penyelenggaraan layanan pendidikan tinggi di wilayah kerja KRI Tawau. Tutorial tatap muka pertama digelar pada April 2015 dengan delapan kali pertemuan per semester setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 08.00-17.00.
Jumlah tutor saat itu hanya lima orang, yang direkrut dari para guru bina yang memiliki kompetensi dan minimal berijazah magister. Seiring perkembangannya, kata dia, hampir semua jurusan dan program studi yang ada di UT bisa dipilih oleh mahasiswa, dengan metode daring atau tatap muka tergantung program studi yang diambil.
Untuk program studi secara tatap muka, UT Pusat mengharuskan jumlah mahasiswa per kelas minimal 25-30 orang, sedangkan untuk program daring tidak dibatasi jumlah mahasiswa yang akan mengikuti.
Berita Terkait
10 TKI positif Covid-19 di Sabah Malaysia
Rabu, 25 Maret 2020 11:10
Lima WNI jadi korban penculikan di perairan Malaysia
Sabtu, 18 Januari 2020 11:23
Malaysia mendukung seruan Dewan HAM PBB hentikan jual senjata
Sabtu, 6 April 2024 4:28
Seorang warga Israel ditangkap, Keamanan Raja dan PM Malaysia diperketat
Sabtu, 30 Maret 2024 14:51
Kementerian Kesehatan Malaysia menyelidiki potongan kain lap di martabak
Kamis, 28 Maret 2024 5:27
Malaysia: Doa Rakyat dan Pemimpin
Rabu, 20 Maret 2024 12:57
KKP mengamankan satu unit kapal berbendera Malaysia di Selat Malaka
Rabu, 6 Maret 2024 6:33
FEB UI dukung transformasi pendidikan tinggi
Selasa, 5 Maret 2024 7:12