Jenewa (ANTARA) - China dan Amerika Serikat (AS) bertukar kritik tajam pada pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Jumat (27/1/2023), dengan Beijing menyebut Washington sebagai "pengganggu sepihak" dan AS menuduh saingannya melakukan tindakan pembalasan ilegal.
Duta Besar China untuk WTO Li Chenggang berbicara pada pertemuan tentang sengketa perdagangan tak lama setelah Amerika Serikat mengajukan banding terhadap serangkaian putusan WTO yang melibatkan China, Turki, Norwegia, dan Swiss yang menemukan bahwa tarif logam AS melanggar aturan global.
"Perilaku AS yang meresahkan ini dengan jelas menggambarkan citra AS sebagai pengganggu sepihak, pelanggar aturan, dan pengganggu rantai pasokan," katanya, menurut salinan pidatonya yang diperoleh Reuters.
WTO telah membuat keputusan penting terhadap Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir, termasuk keputusan logam yang melibatkan China dan perselisihan terpisah dengan Hong Kong mengenai pelabelan yang juga diajukan banding oleh Washington. Washington, yang telah lama mengkritik sistem sengketa WTO karena dianggap melampaui batas dan memimpin diskusi untuk mereformasinya telah mengkritik kedua keputusan tersebut.
Amerika Serikat mengatakan menyesalkan perselisihan tarif logam dengan China bahkan menjadi agenda pada pertemuan tersebut dan menuduh Beijing memberlakukan "tindakan pembalasan sepihak yang ilegal" pada ekspor AS.
"WTO yang berfungsi untuk melindungi kebijakan dan praktik non-pasar China bukanlah kepentingan siapa pun," kata Wakil Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat Maria Pagan, menurut salinan pidatonya.
Baca juga: Pajak ekspor dan DMO dorong hilirisasi meski terhadang WTO
Baca juga: Kalah di WTO bukan kiamat bagi industri nikel
WTO tidak akan dapat meninjau banding Washington atas kasus logam karena bangku banding teratasnya lumpuh setelah Amerika Serikat memblokir hakim baru.
"China akan berharap bahwa AS akan menunjukkan pengendalian diri untuk tidak mengajukan banding atas setiap laporan panel yang tidak menguntungkan ke dalam kekosongan, yang telah dibuat oleh AS sendiri," kata Li.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Kamis (26/1/2023), Pagan mengecilkan pentingnya kritik yang lebih vokal terhadap Washington oleh China pada pertemuan WTO. "Kamu bisa memanggil kami nama apa pun yang kamu mau," katanya. "Kami terus berbicara dengan China."
Berita Terkait
Indonesia perlu belajar dari dampak perang dagang AS-China
Minggu, 10 November 2024 9:44
Jubir Kemenlu China pertanyakan sikap politisi AS
Selasa, 23 Januari 2024 6:23
Perang dagang rampas hak ekonomi 7 miliar penduduk dunia
Kamis, 4 Januari 2024 5:25
AS mendesak gubernur negara bagian berhati-hati berbisnis dengan China
Minggu, 9 Februari 2020 15:20
Trump: kesepakatan dagang dengan China "segera" diteken
Minggu, 22 Desember 2019 16:26
Bappenas membeberkan strategi agar ekonomi RI tumbuh 6 persen
Minggu, 15 Desember 2019 21:59
Sandiaga: Indonesia harus melihat peluang dari perang dagang Amerika-China
Jumat, 29 November 2019 17:18
Akademisi UI memprediksi ekonomi Indonesia 2020 berfluktuasi
Rabu, 27 November 2019 16:32