Polisi Jaga Ketat "Peraje Sunat" Maulid

id Peraje Sunat

Polisi Jaga Ketat "Peraje Sunat" Maulid

Arak-arakan peraje menjadi atraksi budaya yang turun-temurun setiap Maulid (Ist)

Peraje merupakan salah satu tradisi warga di Kelurahan Dasan Agung yang sudah dilakukan secara turun temurun dalam mengisi rangkaian peringatan Maulid
Mataram,  (Antara) - Ratusan aparat keloplisian dan keamanan menjaga ketat kegiatan "peraje sunat" atau arak-arakan tradisonal warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Kelurahan Dasan Agung, Sabtu (18/1) malam.

Ratusan aparat kepolisian bersama jajaran keamanan di Kelurahan Dasan Agung berjaga dari ujung barat hingga ujung timur yang menjadi jalur "peraje sunat", bahkan sejumlah mobil operasional pengamanan pun bejejer siaga.

Lurah Dasan Agung beserta Camat Selaparang pun ikut turun memantau dan mengawasi aktivitas tahunan warga Dasan Agung tersebut hingga dini hari.

Camat Selaparang Irwan Rahadi kepada wartawan mengatakan, ratusan polisi dan aparat keamanan yang diturunkan untuk mengamankan kegiatan "peraje sunat" ini dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Karena setiap Maulid, kegiatan arak-arakan serupa sering berakhir dengan perang antarkampung di Dasan Agung, seperti tahun lalu," katanya.

Ia mengatakan, untuk menjaga keamanan dan kelancaran tradisi arak-arakan peraje itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan menurunkan personel yang lebih bayak dibanding tahun-tahun sebelumnya dan sampai saat ini kegiatan masih aman terkendali.

"Semoga kondisi ini bisa dipertahankan hingga akhir bulan Maulid, karena warga Dasan Agung merayakan Maulid selama satu bulan penuh," katanya.

Peraje merupakan salah satu tradisi warga di Kelurahan Dasan Agung yang sudah dilakukan secara turun temurun dalam mengisi rangkaian peringatan Maulid, yang merupakan hasil kreasi warga sekitar membuat berbagai miniatur seperti miniatur mobil, motor, sebagai jenis binatang dan lainnya.

Peraje dibuat untuk menghibur putra-putra mereka yang akan disunat atau dikhitan pada hari Maulid. Sebelum disunat mereka terlebih dahulu menaikkan putranya ke peraje yang sudah dibuat dan diarak keliling Kelurahan Dasan Agung sambil memutar musik dan mengerahkan masyarakat yang banyak untuk bergoyang keliling kampung.

Sehingga hal itu sangat dikhawatirkan menimbulkan gesekan dan keributan yang berakhir dengan perang antarkampung di Kelurahan Dasan Agung.

Selain peraje sunat, peringatan Maulid merupakan ajang silaturrahmi dengan mengundang tokoh agama dan tokoh masyarakat, disertai dengan kegiatan khataman Al Quran, ceramah agama dan ngurisan (cukur rambut bayi) dan berbagai kegiatan lomba yang digelar sebelum hari H.

Misalnya lomba azan, lomba cerdas cermat, tahfiz Al Quran, puitisasi, lomba pembacaan ayat-ayat pendek hingga lomba busana muslim.