Jakarta (ANTARA) - Aryna Sabalenka mengatakan gelar Grand Slam pertamanya di Australian Open bulan lalu menjadi pemicu semangatnya untuk meraih lebih banyak kesuksesan dan trofi untuk lemari kacanya.
Petenis peringkat dua dunia itu belum terkalahkan sejauh ini pada 2023, setelah memenangi dua turnamen yang ia ikuti dengan catatan sempurna 11-0. Sabalenka akan mempertaruhkan rentetan kemenangan itu di Dubai pada pekan ini, di mana ia akan kembali bertarung di lapangan untuk pertama kalinya sejak mengangkat trofi di Melbourne menyusul kemenangan atas Elena Rybakina pada final tiga pekan lalu.
Petenis 24 tahun dari Belarus itu mengakui perlu waktu menyadari dirinya telah menjadi seorang juara Grand Slam tapi tidak ingin mengendurkan semangatnya. "Saya tidak mempercayainya pada awalnya. Kemudian pada pekan berikutnya saya seperti, "Ya, Tuhanku, aku melakukannya. Yes, ini terjadi'," kata Sabalenka di Dubai, seperti dikutip AFP, Minggu.
"Di benak saya, saya berkata, "Wow, ini benar-benar terjadi'. Sangat luar biasa. Sekarang saya memiliki motivasi lebih besar untuk bekerja keras, untuk merasakan hal itu lagi." Sabalenka akan mengawali perjuangannya di UEA dengan melawan Jil Teichmann asal Swiss atau Anastasia Potapova dari Rusia pada babak kedua.
"Tahun ini berbeda karena mereka mengubah bolanya," kata Sabalenka yang merasa peluangnya bagus di turnamen WTA 1000 itu. "Permukaannya baru. Berbeda dari tahun lalu. Tahun lalu sangat cepat. Bolanya melesat.
"Sekarang saya merasa saya punya lebih banyak peluang untuk tampil bagus di turnamen ini karena perubahan-perubahan tersebut." Sabalenka yakin dengan fokus pada dirinya dan mengesampingkan suara-suara dari luar adalah kunci kesuksesannya di Australia dan ia ingin menerapkan itu ke depannya.
Dia menekankan bahwa tidak banyak hal yang berubah setelah ia meraih kesuksesan perdananya di turnamen mayor. "Saya masih harus bekerja keras. Saya masih harus membuktikan setiap kali di lapangan bahwa saya berada di tempat yang tepat. Tidak banyak yang berubah," kata Sabalenka.
Sementara itu, peringkat lima dunia Caroline Garcia sedang mencari penampilan terbaiknya yang membantunya naik peringkat pada musim lalu, di mana ia mengklaim titel WTA Finals yang prestisius. Menyusul penampilannya pada babak empat Australian Open, dan runner-up di Lyon pada awal bulan ini, Garcia memiliki start yang menjanjikan pada 2023.
Baca juga: Petenis Medvedev melaju ke final Rotterdam
Baca juga: Petenis Swiatek dan Sabalenka pimpin undian WTA
Akan tetapi, petenis Prancis itu mengaku dirinya belum puas melihat penampilannya dan menjaga ekspektasinya tak terlalu tinggi menyusul hasil baik yang ia raih pada musim 2022. "Saya berharap bisa lebih baik, hasil yang lebih baik pada awal tahun ini. Saya tidak merasa baik di lapangan," kata dia. "Saya merasa tidak memainkan pertandingan saya dengan bebas, dengan benar-benar rileks.
"Ini hal yang sedang kami kerjakan selama sepekan ini. Kami ingin berhenti membandingkan bagaimana hasil tahun lalu, kepercayaan diri yang tinggi, penuh permainan, saya tidak tahun berapa banyak pertandingan," kata petenis 29 tahun itu yang bakal melawan finalis US Open 2017 Madison Keys pada babak kedua. Turnamen ATP 500 di Dubai akan berlangsung pada 19-25 Februari dengan peringkat satu dunia Iga Swiatek menjadi unggulan pertama.