Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berpendapat ASEAN saat ini merupakan sumber pertumbuhan dunia berkat konsistensi melakukan reformasi struktural. "ASEAN terus mereformasi perdagangan dan investasi meski negara lain melakukan fragmentasi maupun kebijakan pintu tertutup atau close door policy," ucap Perry dalam acara High Level Seminar bertajuk "ASEAN Matters-Epicentrum of Growth" di Jakarta, Senin.
Maka dari itu lewat Keketuaan ASEAN 2023, ia menegaskan Indonesia akan memimpin ASEAN untuk bisa terus menjadi sumber pertumbuhan global melalui tiga strategi, yakni pertama, membangun kembali pertumbuhan regional serta konektivitas dan persaingan baru.
Strategi kedua yaitu mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif serta partisipasi ekonomi digital yang selama beberapa tahun terakhir menjadi tulang punggung ekonomi ASEAN. Kemudian strategi ketiga yakni mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk daya tahan masa depan yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau serta inisiatif lainnya.
Perry menyebutkan Indonesia menjadi salah satu contoh negara di ASEAN yang melakukan reformasi struktural di tengah COVID-19, memperkenalkan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, memperluas hubungan perdagangan dan investasi, serta melakukan hilirisasi.
Selama tiga tahun terakhir, ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global dengan kenaikan 5,3 persen pada tahun 2022. Pesatnya pertumbuhan tinggi tersebut diiringi stabilitas ekonomi makro maupun keuangan.
Baca juga: Jepang dan Australia luncurkan rantai pasokan hidrogen nol emisi
Baca juga: Bappenas sebut ekonomi biru penting bagi ASEAN
Capaian itu diraih lantaran ASEAN sangat disiplin dalam kebijakan moneter, tidak hanya melalui suku bunga dan menstabilkan nilai tukar, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan makroprudensial, akomodasi, dan digitalisasi sistem pembayaran yang mendukung pertumbuhan dan inklusi ekonomi. "Di luar itu, koordinasi kebijakan bank sentral dan kebijakan fiskal serta daerah sangat erat," tuturnya.
Namun demikian, dirinya mengingatkan bahwa kondisi global saat ini masih berada dalam turbulensi dan perlambatan karena adanya fragmentasi, perang di Rusia dan Ukraina, serta ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, sehingga ASEAN masih tetap harus waspada.
Berita Terkait
ASEAN desak penghentian kekerasan konflik di Myanmar
Jumat, 19 April 2024 6:30
Lima orang di Jepang tewas usai konsumsi suplemen diet
Sabtu, 30 Maret 2024 7:55
ASEAN mendukung penuh upaya Rusia bawa pelaku teror ke pengadilan
Rabu, 27 Maret 2024 21:04
ABTI siapkan timnas di ASEAN University Games 2024
Rabu, 27 Maret 2024 5:26
Pentingnya kolaborasi hadapi tantangan kesetaraan gender ASEAN
Minggu, 17 Maret 2024 5:47
Menlu China janji lanjutkan negosiasi Laut China Selatan dengan negara ASEAN
Kamis, 7 Maret 2024 16:40
Kemendag kawal kepentingan nasional produk kelistrikan
Rabu, 6 Maret 2024 21:49
ASEAN EOC momen penguatan kolaborasi regional
Selasa, 5 Maret 2024 8:13