Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, segera membentuk tim satuan tugas (satgas) khusus terdiri atas beberapa instansi untuk mengantisipasi kasus polio di daerah itu. "Jadi nanti tim yang bekerja tugasnya harus jelas, jangan sampai laporan kita nol tapi di lapangan ada, takut juga ini. Ya mudah-mudahan tidak ada di Kabupaten Bogor," ungkap Pelaksana Tugas Bupati Bogor Iwan Setiawan di Cibinong, Selasa.
Dia menjelaskan tim tersebut akan bekerja secara spesifik dalam pencegahan dan sosialisasi mengenai polio, serta mengajak masyarakat yang memiliki balita untuk ikut dalam Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang saat ini sedang diselenggarakan. "PIN Polio ini adalah langkah kami mengantisipasi adanya kasus polio di Kabupaten Bogor dan sejauh ini saya belum terima ada kasus polio dari Dinas Kesehatan," kata dia.
Ia mengaku khawatir ada kasus polio di Kabupaten Bogor yang tidak terdeteksi dengan benar sehingga tim khusus yang dibentuk bekerja untuk menanggulangi dan meminimalisasi hal tersebut. Pemerintah Kabupaten Bogor menargetkan 542.530 balita usia 0-59 bulan menerima imunisasi polio selama pelaksanaan Sub PIN Polio putaran pertama pada 3-15 April 2023.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Mike Kaltarina menjelaskan pelaksanaan Sub PIN Polio dalam penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) polio di Jawa Barat ini dua putaran. "Target cakupannya 95 persen untuk setiap putaran. Jadi jarak minimal antarputaran itu minimal satu bulan. Namun, jika berdasarkan kajian epidemiologi masih ditemukan risiko penularan maka dapat dilakukan sub PIN berikutnya atau mop-up," katanya.
Baca juga: Bandung targetkan imunisasi polio 324 ribu balita
Baca juga: Garut siapkan enam ribu pos sukseskan program PIN Polio
Ia menerangkan pelaksanaan Sub PIN Polio di 5.135 posyandu dengan 26.130 kader posyandu. Dia menegaskan balita yang sebelumnya telah menerima imunisasi polio maka diimbau untuk mengikuti Sub PIN Polio kali ini.
"Karena itu tadi ada status KLB polio di Jawa Barat. Karena polio bisa menular melalui berbagai media, seperti air. Jadi ini bisa dicegah, tapi tidak bisa disembuhkan. Jadi jaga pola hidup bersih dan sehat," katanya.