Panggung "Presean" Mataram dibangun di Bumi Gora

id Panggung Presean

Kami sudah menyiapkan lahan sekitar 2,5 are untuk pembangunan panggung "presean" di Taman Tugu Bumi Gora Jalan Udayana

Mataram, (Antara)- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan membangun panggung "presean" di Taman Tugu Bumi Gora untuk memberikan suguhan atraksi seni dan budaya tradisional suku Sasak kepada para wisatawan mancanegara dan nusantara.

"Kami sudah menyiapkan lahan sekitar 2,5 are untuk pembangunan panggung "presean" di Taman Tugu Bumi Gora Jalan Udayana," kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.

Panggung "presean" itu sebelumnya akan dibangun di Taman Adi Sutjipto Kota Mataram pada sekitar Sepetember 2014, namun tertunda karena ternyata lahan seluas sekitar 12 are merupakan milik salah seorang warga dan tidak mau menjualnya.

"Alhamdulillah kami sudah mendapat lahan penggantinya di Taman Bumi Gora," katanya.

Menurut rencana, panggung "presean" akan mulai dibangun bulan ini juga oleh Dinas Pariwisata karena anggarannya ada dalam APBD 2014, sehingga pembangunanya harus tuntas tahun ini.

"Sementara untuk pembangunan tribun akan dilaksanakan pada 2015 oleh Dinas Pariwisata, dengan demikian pada 2015 Kota Mataram sudah memiliki arena panggung "presean" yang representatif," katanya.

Diharapkan para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang melewati Jalan Udayana dapat berhenti dan menyaksikan "presean" sekaligus menikmati keindahan Kota Mataram beserta wisata kuliner dan wisata belanja.

"Hal ini tentu akan berdampak pula pada peningkatan ekonomi masyarakat, karena keberadaan panggung `presean` itu bisa membuka peluang usaha bagi masyarakat," katanya.

Mohan mengatakan "presean" merupakan kebudayaan khas suku Sasak di Pulau Lombok yang harus dilestarikan.

"Presean" adalah pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan atau biasa disebut "pejalin" serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras yang biasa disebut dengan "ende".

Para petarungnya disebut "pepadu", sedangkan wasit di pinggir disebut "pekembar sedi" dan wasit tengah adalah "pekembar".

Di Pulau Lombok, katanya, terdapat delapan padepokan yang memiliki agenda rutin melakukan pelatihan dan pembinaan terhadap "pepadu" yang akan turun ke pentas pertarungan.

"Sementara di Kota Mataram terdapat dua padepokan yakni di kawasan Sayang-Sayang dan Jempong. Pembangunan panggung `presean` ini merupakan salah satu bentuk dukungan melestarikan budaya lokal," katanya.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.