Hari Nelayan ajang lestarikan sumber daya perikanan

id Hari Nelayan ,Syukuran Ke-63 Hari Nelayan ,Kabupaten Sukabumi,Larung Saji,Kemenparekraf RI ,KEN 2023,Kharisma Event Nusa

Hari Nelayan ajang lestarikan sumber daya perikanan

Pengiringan Puteri Nelayan Palabuhanratu pada acara perayaan ke-63 Hari Nelayan Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar pada Minggu, (21/5/2023). ANTARA/Aditya Rohman

Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC) HNSI Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengatakan upacara adat perayaan ke-63 Hari Nelayan Kabupaten Sukabumi pada Minggu, yang dilaksanakan di Palabuhanratu sebagai bentuk syukur dan ajang melestarikan sumber daya perikanan,

"Upacara pada perayaan Hari Nelayan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan keberkahan dan rezekinya kepada nelayan khususnya di Kabupaten Sukabumi. Rasa syukur ini kami manifestasikan dalam bentuk larung saji dan pelepasliaran lobster," katanya saat ditemui di sela-sela acara Hari Nelayan di Sukabumi, Minggu.

Menurut Dede, larung saji ini merupakan salah satu simbol percontohan bagi nelayan khususnya perusahaan perikanan bahwa ketika mengeksploitasi hasil perikanan laut tentunya wajib menjaga kelestarian sehingga populasi sumber daya laut populasi tetap terlindungi.

Kemudian sumber daya laut ini merupakan salah satu sumber mata pencaharian berkelanjutan, sehingga tidak hanya sebatas eksploitasi tetapi harus diseimbangkan dengan pelestarian.

Selain itu, pelestarian ini juga bisa dengan cara pembudidayaan. Maka dari itu dengan digelarnya Hari Nelayan ini sebagai bentuk cinta kepada alam yang artinya terpelihara juga kelestariannya.

Dipilihnya lobster untuk dilepasliarkan karena banyaknya eksploitasi benih udang yang memiliki nilai ekonomi tinggi ini. Walaupun diakuinya penangkapan benih lobster ini masih ilegal, tentu pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut bibit (indukan) lobster yang bertelur di laut akan semakin banyak. .

"Kami (nelayan) mempercayai rasa syukur dan doa yang dipanjatkan pada Hari Nelayan ini bisa menjadi berkah. Tentunya dalam upacara adat khususnya saat larung saji kami meminimalisasikan tampilan agar tidak mengarah ke musyrik. Apa yang dilakukan tersebut lebih ke adat kebiasaan kebudayaan yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita dari sebelumnya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT," tambahnya.

Sementara, Ketua Pelaksana Perayaan ke-63 Hari Nelayan Kabupaten Sukabumi Sep Radi Priadika mengatakan pihaknya tidak menyangka kegiatan ini masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023, dimana event unggulan yang telah diseleksi secara ketat dari 291 event usulan dinas pariwisata se-Indonesia menjadi 110 event unggulan yang diluncurkan oleh Kemenparekraf dengan sebutan KEN.

Pihaknya pun mengucapkan terima kasi dan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya Pemkab Sukabumi untuk bahu membahu meningkat kualitas acara ini sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Kabupaten Sukabumi.

"Persiapan syukuran Hari Nelayan dengan waktu yang cukup panjang yang berkolaborasi dengan Pemkab Sukabumi agar acara bisa berjalan sukses dan tentunya apa yang telah kami lakukan ini meskipun masih ada beberapa kekurangan, tetapi perwakilan dari Kemenparekraf RI menilai kegiatan ini memiliki daya tarik tinggi apalagi yang datang baik masyarakat maupun wisatawan dari dalam dan luar Sukabumi mencapai ribuan orang," katanya.

Baca juga: HSNI NTB Maklumi Larangan Menangkap Benih Lobster
Baca juga: Tim SAR dikerahkan cari nelayan hilang di Perairan Banten


Ia pun berharap Hari Nelayan ini menjadi daya tarik wisatawan untuk menambah promosi dunia pariwisata yang ada di Kabupaten Sukabumi. Maka dari itu, pihaknya berkomitmen untuk memelihara dan melanjutkan tradisi leluhur yang merupakan warisan kebudayaan bangsa.