Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, mendorong masyarakat untuk mengembangkan tanaman hortikultura melalui pekarangan pangan lestari (P2L) dalam mendukung ketahanan pangan keluarga menghadapi dampak perubahan iklim El Nino.
Kepala Dinas Pertanian Kota Bima, Syarafuddin mengatakan program mengembangkan tanaman hortikultura melalui P2L ini sudah lama dicetuskan, namun menghadapi El Nino program ini kembali diperkuat.
"Sekarang penanaman sayur-sayuran oleh warga di Kota Bima sudah berproses dan masih berjalan," ujarnya di Kota Bima, Selasa.
Ia mengatakan ajakan penanaman tanaman hortikultura merupakan perwujudan kemandirian pangan keluarga melalui program P2L. Melalui program tersebut, pekarangan rumah menjadi sangat potensial sebagai sumber pangan keluarga untuk mendukung upaya pemerintah dalam menangani dampak El Nino.
Dalam program P2L, keluarga atau kelompok masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan, lahan tidur atau lahan kosong yang tidak produktif untuk ditanami berbagai kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
"Mereka bisa menanam sayur, buah, dan tanaman obat-obatan lain di pekarangan rumah," kata Syarafuddin.
Syarafuddin menjelaskan di Kota Bima program ini sudah dilaksanakan di sejumlah kelurahan, di antaranya Kelurahan Jatiwangi, Jati Baru, Pane, Tanjung dan Manggemaci.
"Ini program pusat yang diberikan kepada masing-masing kelompok masyarakat melalui APBN. Per kelompok mendapatkan Rp50 juta, untuk bibit dan pengembangan hingga panen," katanya.
Selain itu, ia menyebut program P2L itu dapat menjadi solusi pemenuhan pangan keluarga yang sehat dan mampu menekan angka stunting apabila dijalankan dengan benar.
"Dengan demikian, ibu hamil dan anak stunting di masing-masing rumah bisa mendapatkan asupan gizi yang cukup," katanya.