Badung, Bali (ANTARA) - Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) di Bali menjadi wadah dalam menemukan solusi guna mencapai ketahanan air, mencermati tantangan perubahan iklim dan meningkatnya kebutuhan masyarakat.
“Forum ini penting dan merupakan strategi berbagi pengetahuan, pemahaman seluruh ilmuwan dan praktisi menemukan solusi atas permasalahan air,” kata Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, di sela pertemuan konsultasi kedua WWF 2024 di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari air yang menjadi salah satu kebutuhan utama. Sedangkan bagi masyarakat Bali, lanjut dia, air memiliki posisi penting dan dimuliakan, termasuk dalam upacara keagamaan Hindu.
“Masyarakat Bali memiliki warisan budaya yang memuliakan air sebagai sumber kehidupan, dengan menjaga keseimbangan air baik Bhuana Agung (makrokosmos) dan Bhuana Alit (mikrokosmos),” imbuhnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, sumber-sumber air di Bali digunakan untuk kebutuhan pertanian dan pariwisata. Untuk pertanian, pemanfaatan air digunakan untuk irigasi berdasarkan prinsip keagamaan sosial agraria melalui sistem tradisional, Subak.
Di sisi lain, ia juga bersyukur Bali dipilih menjadi tuan rumah pertemuan ke-10 karena mendorong sektor pariwisata Pulau Dewata. “Masyarakat Bali budayanya ramah, tentu kami akan siap dan senang. Kami harap banyak destinasi wisata di Bali bisa dikunjungi di sela kegiatan,” imbuhnya.
Baca juga: Forum Air Dunia Ke-10 digelar di Bali pada tahun 2024
Baca juga: Menteri PUPR undang sejumlah negara hadiri Forum Air Dunia di Bali
Sementara itu tema besar WWF ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024 adalah air untuk kesejahteraan bersama di tengah tantangan perubahan iklim dan kebutuhan masyarakat. Kondisi itu, kata dia, menciptakan ketidakadilan di antara negara yang melimpah pasokan air dengan negara yang minim memiliki pasokan air, sehingga dibutuhkan keputusan politik dari pemimpin dunia untuk mendukung upaya bersama mewujudkan kesejahteraan dalam pemenuhan air
Ditargetkan agenda yang diadakan tiga tahun sekali itu dihadiri 30 ribu orang peserta dari 172 negara. Bali secara resmi diputuskan sebagai tuan rumah pada WWF ke-9 di Dakar, Senegal, pada 19 Maret 2022, dengan perolehan 30 dari total 36 suara Dewan Gubernur Dewan Air Dunia (WWC).