RSUD NTB : Ginjal Rabitah Utuh dan Asli

id SRI RABITAH

Isu tukar ginjal dengan kondisi yang lebih buruk itu mustahil. Saya katakan tidak ada
Mataram (Antara NTB) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Nusa Tenggara Barat menegaskan bahwa dua ginjal Sri Rabitah (25), yang sempat menimbulkan polemik karena diduga ginjal kanannya dicuri saat masih bekerja di Doha, Qatar, masih utuh dan asli.

"Prinsipnya kami ingin memberikan klarifikasi, tidak ada yang ingin kami tutup-tutupi. Kami tidak pernah menyatakan ginjal tersebut tidak ada," kata Direktur RSUD NTB dr Lalu Hamzi Fikri MM di dampingi Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD NTB dr Agus Rusdhy SpOG, dokter spesialis urologi dr Suharjendro SpU dan dokter spesialis radiologi dr Dewi Anjarwati MKes, SpRad, saat konferensi pers di Media Center Pemerintah Provinsi NTB, Rabu.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis RSUD NTB dr Agus Rushdi SpOG mengatakan pasien bernama Sri Rabitah pertama kali datang ke poli urologi pada 11 Februari dengan keluhan rasa nyeri di bagian pinggang. Kehadiran Sri ke RSUD NTB berdasarkan rujukan dari RS di Kabupaten Lombok Utara.

"Dari hasil pemeriksaan, pasien punya riwayat medis operasi batu ginjal tiga tahun lalu saat bekerja di Qatar," ujarnya.

Selanjutnya, Sri Rabitah datang kembali pada 20 Februari dan 28 Februari untuk menjalani pemeriksaan melalui CT-Scan dan sejumlah pemeriksaan lanjutan dengan rawat inap. Hasilnya, ditemukan sebuah selang kecil di dalam tubuh pasien setelah dioperasi di Qatar pada 2014.

Dokter yang memeriksa Sri Rabitah tidak pernah mengeluarkan pernyataan bahwa ginjal bagian kanannya sudah hilang.

"Seluruh dokter yang melakukan pemeriksaan menyatakan ginjalnya masih ada dua-duanya. Tidak ada yang hilang," tegasnya.

Ia mengatakan, rencana operasi pengangkatan selang yang masih berada di dalam tubuh Sri Rabitah dijadwalkan Kamis (2/3), RSUD NTB sudah bertemu dan menjelaskan hal ini secara rinci kepada Sri pada Selasa (28/1).

"Informasi terakhir, pasien ingin pulang karena ingin menyusui anaknya di Lombok Utara," katanya.

Meski demikian, lanjut dr Agus Rusdhy, manajemen RSUD sedang menunggu kesediaan Sri Rabitah untuk menjalani operasi pengangkatan selang.

Sementara itu, dokter spesialis urologi Suharjendro yang memeriksa mengaku heran dengan pernyataan pasien yang mengatakan ginjalnya sudah tidak ada satu. Padahal, tidak pernah pihaknya menyatakan demikian.

"Kami heran kok bisa dia bilang tidak ada ginjal. Kami dari awal konsisten tidak pernah ada mengeluarkan kata-kata itu," ucapnya.

Dari hasil pemeriksaan CT-Scan menunjukkan ginjal sebelah kanan masih bagus dan tidak mengalami kerusakan. Menurutnya, persoalan yang dialami Sri Rabitah adalah adanya sumbatan dari ginjal ke saluran kemih akibat adanya selang yang belum dilepas.

Mestinya, jika bicara prosedur, usai operasi penanaman selang, paling lama dicabut maksimal tiga bulan setelahnya. Proses memasukkan selang diduga juga tidak melalui operasi terbuka, melainkan menggunakan alat dimasukkan melalui saluran di bagian vital pasien. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya bekas luka hasil dari operasi terbuka.

"Akibat ada benda asing terlalu lama, akhirnya menjadi keras seperti kerak. Inilah yang membuat sakit," katanya.

Suharjendro menerangkan, kalau ada dugaan operasi penukaran ginjal, ini hal yang sulit dipercaya, biayanya sangat mahal.

"Apalagi tidak ada bekas operasi pengambilan ginjal kanan. Saya jamin tidak mungkin. Alat secanggih apa pun pasti ada bekasnya," ucapnya.

Sementara itu, dokter spesialis radiologi RSUD NTB Dewi Anjarwati menegaskan terkait isu kemungkinan ginjal Sri Rabitah ditukar dengan ibu majikannya yang sedang sakit di Qatar, juga sulit dipercaya.

"Isu tukar ginjal dengan kondisi yang lebih buruk itu mustahil. Saya katakan tidak ada," kata Dewi Anjarwati.

Dewi menegaskan kembali bahwa ginjal yang berada dalam tubuh Sri Rabitah adalah ginjal miliknya. Kalau diambil pasti ada bekas luka hasil operasi terbuka. (*)