Volume kendaraan arus mudik di Nagreg 95.436 kendaraan

id jalur nagreg,dishub bandung,arus mudik

Volume kendaraan arus mudik di Nagreg 95.436 kendaraan

Kondiri arus lalu lintas terpantau ramai lancar di kawasan Jalur Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Senin (8/4/2024). (ANTARA/Rubby Jovan)

Kabupaten Bandung (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mencatat volume kendaraan yang melintasi Jalur Nagreg pada arus mudik H-2 Lebaran 2024 hingga pukul 21.00 WIB sebanyak 95.436 kendaraan.
 

Koordinator Humas Pos Pengamanan Lebaran Dishub Kabupaten Bandung Eric Alam Prabowo mengatakan volume kendaraan yang melalui Jalur Nagreg pada Senin mengalami kenaikan dibanding hari sebelumnya.

“Untuk hari kemarin kalau dibandingkan dengan jam yang sama, dari jam 00.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB kalau hari kemarin, jumlahnya 94.000 kendaraan,” kata Eric di Kabupaten Bandung, Senin.

Berdasarkan data di Posko Monitoring milik Dishub Kabupaten Bandung, kata dia, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada Selasa (8/4) atau H-2 Lebaran. Namun demikian, data ini masih berubah karena data akan ditotal pada 24.00 WIB.
 

“Tapi memang fluktuasinya dari sore menjelang malam itu semakin tinggi untuk volume kendaraan yang melintas ke Nagreg ini. Jadi saya sedikit yakin nanti jam pukul 24.00 WIB kelihatannya 108.033 kendaraan hari kemarin ini akan terlampaui,” kata dia.

Eric menjelaskan kendaraan yang mengarah di Jalur Nagreg didominasi oleh pemudik motor yang mencapai 67 persen yakni 293.295 sepeda motor semenjak H-7 Lebaran.

“Dominasinya masih tetap dengan sepeda motor. Angkanya cukup sangat besar 67 persen untuk dominasi sepeda motor,” kata dia.

Baca juga: Pemudik di Jatim diprediksi capai 31,3 juta jiwa
Baca juga: Menhub Budi Karya memastikan arus mudik di empat moda transportasi berjalan baik

Lebih lanjut dia mengatakan untuk pemudik kendaraan roda empat mengalami penurunan di Jalur Nagreg, yang disebabkan oleh kecenderungan pemudik yang lebih memilih menggunakan Tol Cipali maupun Cisumdawu sebagai alternatif utama.

“Mungkin masyarakat lebih memilih lewat Tol Cipali. Karena memang ada one way, ada juga pengurangan tarif tol, ada juga Tol Cisumdawu dan Cipali,” katanya.