Puluhan ribu orang hilang di bawah puing Gaza

id israel,palestina,orang hilang,korban tewas,jalur gaza

Puluhan ribu orang hilang di bawah puing Gaza

Arsip - Sejumlah jasad warga Palestina ditemukan di halaman RS Al-Shifa di Gaza. (ANTARA/Anadolu/Hamzah Qraiqea/pri)

Ankara (ANTARA) - Dinas Pertahanan Sipil Palestina pada Selasa mengatakan lebih dari 10.000 orang hilang di bawah puing-puing bangunan di Jalur Gaza sejak Israel menyerang habis-habisan wilayah kantong Palestina itu pada 7 Oktober 2023.

"Kami memperkirakan lebih dari 10.000 orang hilang tertimbun reruntuhan ratusan rumah yang hancur sejak dimulainya agresi (Israel)," kata dinas tersebut dalam sebuah pernyataan.

Disebutkan pula bahwa orang-orang yang hilang itu tidak termasuk dalam daftar korban tewas Kementerian Kesehatan sehingga “jumlah martir melebihi 44.000” orang.

Tim penyelamat mulai menemukan jasad-jasad yang sudah membusuk dari bawah reruntuhan gedung-gedung di Jalur Gaza, kata pernyataan itu.

Israel telah melancarkan serangan brutal ke Gaza sebagai balasan terhadap serangan kelompok Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Menurut Tel Aviv, serangan Hamas itu menewaskan hampir 1.200 orang.

Serangan-serangan Israel telah menewaskan lebih dari 34.500 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 77.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kurangnya pasokan kebutuhan pokok.

Baca juga: Sejumlah negara Barat usul kiriman senjata ke Israel dikurangi
Baca juga: Lima unit militer Israel lakukan pelanggaran HAM


Lebih dari enam bulan setelah perang Israel itu dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan 85 persen penduduknya terpaksa mengungsi di tengah blokade Israel terhadap kiriman bahan makanan, serta kelangkaan air bersih dan obat-obatan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang lewat putusan sela pada Januari memerintahkan Israel untuk menghentikan aksinya dan mengambil tindakan yang menjamin kelancaran bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.

Sumber: Anadolu