Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan angka kecelakaan pelayaran secara rasio di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mengalami penurunan sejak 2021 hingga 2023.
Stephanus Risdiyanto pada Kamis (30/5) di Labuan Bajo menjelaskan, kecelakaan pelayaran di Labuan Bajo pada tahun 2021 secara rasio tercatat sebesar 0,048 persen dan pada tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 0,036 persen.
"Sejak 2021 hingga 2023 sudah mengalami penurunan dari 0.048 persen sekarang di tahun 2023 adalah 0.036 persen, artinya dalam 100 ribu keberangkatan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) hanya hanya kurang dari empat kapal yang mengalami kejadian kecelakaan dan itu pun tidak ada korban jiwa," katanya.
Ia menjelaskan rasio kecelakaan kapal atau pelayaran dihitung dari jumlah keberangkatan kapal yang mendapatkan SPB dibandingkan dengan total jumlah kecelakaan yang terjadi.
"Di Labuan Bajo setiap hari pada saat low session bisa 80 pemberangkatan kapal, kalau peak session bisa sekitar 150 pemberangkatan kapal, jadi dari total seluruh SPB yang diterbitkan dibandingkan dengan total jumlah kecelakaan yang terjadi itulah yang disebut rasio kecelakaan kapal," katanya.
Walaupun mengalami penurunan angka kecelakaan pelayaran dan tidak ada korban jiwa, lanjut dia, mitigasi harus dilakukan termasuk rencana kontijensi operasi SAR penanganan kecelakaan kapal di Labuan Bajo.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hariyanto mengatakan rasio kecelakaan kapal di Labuan Bajo sangat minim, sehingga hal tersebut dinilai penting untuk dinarasikan media massa.
"Media merupakan salah satu garda terdepan dan terpenting dalam membuat suasana kondusif bukan saja di lokasi setempat bahkan di tataran yang lebih luas secara nasional bahkan internasional karena ini destinasi pariwisata super prioritas," katanya.