Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menghentikan pembiayaan modal luar negeri untuk mendukung pelaksanaan program kebencanaan di tanah air.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala BNPB Suharyanto dalam rapat pendahuluan rencana kerja anggaran tahun 2025 dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa. Suharyanto mengatakan penghentian tersebut karena berdasarkan kalkulasi internal modal pembiayaan luar negeri tidak menambah secara signifikan total anggaran BNPB.
Bahkan, kata dia, pembiayaan modal luar negeri yang didapatkan melalui program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) yang dibiayai oleh Bank Dunia tersebut justru menyebabkan anggaran APBN untuk program kerja BNPB terpangkas cukup signifikan.
"Hal itu dibuktikan sebelum ada program IDRIP rata-rata anggaran BNPB berkisar Rp700-Rp800 miliar. Sementara setelah ada IDRIP rata-rata anggaran BNPB Rp600 miliar dengan total anggaran berkisar Rp1 triliun," katanya.
Ia pun menjabarkan, dalam pagu indikatif BNPB untuk rencana kerja tahun anggaran 2025 senilai Rp927,574 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan drastis sekitar 67,3 persen dari alokasi anggaran 2024.
Bahkan diketahui dari jumlah anggaran kegiatan mitigasi bencana alam yang di bawah Kedeputian Bidang Pencegahan BNPB hanya mendapatkan alokasi dengan nilai total Rp57,511 miliar yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2024 dengan total Rp175,676 miliar.
Baca juga: BNPB mengusulkan anggaran Rp1,887 triliun penguatan mitigasi bencana
Baca juga: Flood operations in South Sumatra's OKU enter recovery phase: BNPB
“Sehingga dari situ dalam periode yang akan datang BNPB akan mengandalkan anggaran yang bersumber dari APBN karena lebih fleksibel dan tidak terikat dari yang memberi pinjaman,” ujarnya.
Sebelumnya, BNPB mengusulkan anggaran senilai Rp1,887 triliun dalam pagu anggaran tahun 2025. Anggaran tersebut telah berdasarkan perhitungan kebutuhan yang akan difokuskan untuk penguatan mitigasi kebencanaan dan peremajaan logistik peralatan pada tingkat pusat dan daerah di seluruh Indonesia.