Istanbul (ANTARA) - Moskow berjanji untuk terus menanggapi “kebijakan bermusuhan” dan “tindakan anti-Rusia” dari Jepang, ketika Tokyo mengumumkan sanksi baru terhadap negara tersebut sehubungan dengan perang di Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (21/6) mengatakan, pernyataan itu telah disampaikan ke Tokyo selama pembicaraan antara Direktur Departemen Asia Ketiga Rusia, Lyudmila Vorobyova dan Direktur Jenderal Biro Urusan Eropa Kementerian Luar Negeri Jepang, Masashi Nakagome.
“Kami memperingatkan bahwa dalam situasi seperti ini, kami akan terus merespons dengan tindakan balasan yang paling keras dan sensitif terhadap Tokyo, yang semata-mata berpedoman pada kepentingan nasional kami sendiri,” kata pernyataan itu.
Pernyataan itu mengatakan Rusia menguraikan penilaian Moskow terhadap hubungan bilateral dan menyalahkan “kebijakan permusuhan picik” Tokyo atas penurunan hubungan mereka ke “tingkat rendah yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Sanksi yang dijatuhkan pada Kamis (20/6), yang disebut Moskow sebagai langkah terbaru Jepang menuju “penghancuran total” hubungan bilateral, termasuk pembekuan aset yang dimiliki oleh puluhan lembaga keuangan dan individu atas dugaan keterlibatan atau dukungan terhadap Rusia dalam perang Ukraina.
Dalam pembahasan dengan Tokyo, pihak Rusia menyampaikan rincian tentang inisiatif baru Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menciptakan arsitektur keamanan kontinental baru di Eurasia.
Moskow juga menggarisbawahi tidak dapat diterimanya protes Jepang terhadap perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang ditandatangani antara Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un selama kunjungannya ke Pyongyang pada Rabu.
Baca juga: Perjanjian Rusia-Korut adalah urusan dua negara berdaulat
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina harus selesai lewat usaha semua pihak
Menanggapi pertanyaan mengenai masalah tersebut, Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Jepang Maki Kobayashi mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa Tokyo menganggap kondisi keamanan regional di sekitar negaranya “semakin parah.”
Hampir semua hubungan antara Moskow dan Tokyo terhenti sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022. Setelah konflik dimulai, Tokyo bergabung dengan sekutu Barat, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara G7 lainnya, dalam menjatuhkan sanksi terhadap warga Rusia, termasuk Putin serta sejumlah entitas.
Sumber: Anadolu