Lombok Timur (ANTARA) - Seorang anak, warga Kembang Kerang, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur meninggal dunia di RSUD Selong, Lombok Timur, Sabtu, diduga terlambat penanganan, lantaran pasien tidak memiliki BPJS.
Kepala Desa Kembang Kerang Yayah Putra mengaku kecewa dengan pelayanan pihak rumah sakit tidak memprioritaskan nyawa warganya. Justru pihak manajemen rumah sakit meminta biaya terlebih dahulu sebesar Rp1 juta untuk discan, baru ditindak.
"Harusnya rumah sakit, selamatkan nyawa pasien, bukan meminta biaya terlebih dahulu baru melakukan tindakan " ucapnya,
Menurutnya, hal ini sudah jelas sudah keluar dari SOP yang ada. Mestinya, lanjut dia, dengan memiliki fasilitas memadai, pelayanan prima pada masyarakat lebih dikedepankan.
Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kabupaten Lombok Timur Khaerul Ihsan mendengar laporan anggotanya menjadi geram.
"Sangat disayangkan perlakukan petugas tersebut. yang tidak mengutamakan penyelamatan nyawa pasien justru mengutamakan masalah biaya " ucapnya.
"Kondisi pasien dalam keadaan kritis, tentu sangat membutuhkan pelayanan yang super ekstra, bukan mendahulukan biaya CT Scan," katanya menambahkan.
Direktur RSUD dr Soejono Selong Dr H Hasbi S, saat dikonfirmasi mengatakan, setelah kejadian tersebut, pihaknya langsung menindak lanjuti dengan menggelar rapat.
"Saya sedang rapat. Agar berimbang nanti saya sampaikan hasil rapat," ujarnya.