Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Putu Yuliandari menyebutkan vaksin virus hepatitis C dapat dikembangkan apabila periset dari berbagai disiplin ilmu bekerja sama dalam penelitiannya.
Putu meyakini hal tersebut dengan berkaca pada penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19 yang disebut berhasil rampung dalam waktu singkat berkat kerja sama peneliti multi disiplin.
"Ini yang membuat saya berharap bahwa penelitian-penelitian berikutnya, berbagai peneliti di dunia bekerja sama dengan multi disiplin akan mampu membuat platform vaksin yang kombinasi, bersifat luas, dan multi genotipe, sehingga mampu membuat vaksin yang efektif," katanya dalam webinar yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Putu memaparkan tantangan yang dihadapi dalam penelitian dan pengembangan vaksin hepatitis C adalah sifat virus tersebut yang memiliki tingkat mutasi tinggi.
Selain itu, virus hepatitis C memiliki varian genotipe berbeda-beda, di mana ada yang memiliki genotipe khusus di suatu daerah tertentu. Misalnya, varian genotipe kedelapan yang ditemukan di India.
Oleh karena itu, Putu mengatakan pengembangan vaksin hepatitis C harus menciptakan vaksin yang bisa digunakan secara universal untuk berbagai varian genotipe serta mengungguli kecepatan mutasi virus tersebut.
"Jadi ketika pembuatan vaksin hepatitis C apakah vaksin itu akan mampu diterapkan di seluruh dunia dengan tingkat epidemologi genotype yang berbeda-beda juga," ujar Putu.
Akan tetapi, ia optimistis vaksin hepatitis C masih dapat dikembangkan mengingat kemajuan teknologi saat ini dan berbagai penelitian lebih lanjut yang telah dilakukan terkait virus ini.
"Prospeknya masih bagus asalkan kita mau bekerja sama dan berupaya semaksimal mungkin," imbuh Putu.
Baca juga: Menggugah kesadaran global atasi hepatitis kian mengancam
Baca juga: Vaksinasi Hepatitis B untuk cegah kanker hati
Diketahui, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengeliminasi hepatitis di Indonesia dengan mengadopsi strategi komprehensif, di antaranya meningkatkan akses deteksi dini hepatitis, menyediakan pengobatan dan vaksin yang memadai, serta penguatan surveilans terutama bagi ibu hamil dan kelompok berisiko tinggi.
Menkes juga menekankan kerja sama lintas sektor dan pemangku kepentingan sebagai kunci untuk mencapai hasil yang positif.
"Sekarang adalah waktunya untuk bergerak bersama, kita pastikan tes dan pengobatan Hepatitis tersedia untuk semua," kata Menteri Budi.
Berita Terkait
Menggugah kesadaran global atasi hepatitis kian mengancam
Sabtu, 22 Juni 2024 7:47
Vaksinasi Hepatitis B untuk cegah kanker hati
Senin, 20 Mei 2024 10:59
Hepatitis B mostly transmits from mother to child: ministry
Sabtu, 29 Juli 2023 6:15
Kemenkes upayakan eliminasi hepatitis B dan C
Rabu, 26 Juli 2023 17:15
BRIN rancang vaksin oral untuk hepatitis
Jumat, 7 Juli 2023 14:30
TNI mendukung antisipasi penyebaran hepatitis akut di Lombok Tengah
Jumat, 9 Desember 2022 11:54
Commission asks to schools reopen school canteens
Jumat, 15 Juli 2022 5:59
Dugaan hepatitis akut misterius di Indonesia 70 kasus
Jumat, 24 Juni 2022 19:03